Suara.com - Pemerhati Nahdlatul Ulama Aan Anshori menilai Muktamar yang ke-33 NU di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sebagai muktamar yang terberat pascareformasi sebab di dalamnya ada berbagai kejadian yang menimbulkan pertentangan.
"Ini muktamar yang paling berat pascareformasi. Ada silang soal muktamar ini dan memang ada keinginan dari banyak kelompok yang ingin memaksakan AHWA (ahlul halli wal aqdi)," kata Aan kepada Antara di Jombang, Rabu (5/8/2015) malam.
Ia mengatakan, terdapat kelompok yang ingin memaksakan model pemilihan AHWA. Seharusnya dengan model itu mensyaratkan adanya perubahan dalam AD/ART organisasi.
Menurut dia, hal inilah yang memicu terjadinya perbedaan pendapat. Persoalan ini semakin berlarut bahkan menimbulkan pertentangan di muktamar. Di satu pihak menginginkan agar muktamar sesuai dengan AD/ART, sementara di pihak lain ingin AHWA diterapkan.
Dalam forum, keputusan AHWA ternyata dilakukan. Dengan ini, kelompok yang merasa dipecundangi karena AHWA tetap digunakan, merapatkan barisan, sehingga perlawanan semakin mengeras. Bahkan, sampai muncul isu jika ada muktamar tandingan.
Menurut Aan, dengan adanya keputusan AHWA, ini dianggap manipulatif. Hal itu disebabkan, bahwa sistem AHWA harusnya terlebih dahulu mengubah AD/ART, tapi nyatanya ada kesan dipaksakan, sehingga situasi memanas.
Ia prihatin jika adanya masalah ini menjadi pemicu keretakan di tubuh NU sendiri. Dengan adanya masalah tersebut, justru NU yang akan dirugikan. Di tubuh PBNU sendiri akan disibukan dengan berbagai macam masalah konsolidasi internal, padahal banyak pekerjaan yang harus dilakukan selain masalah internal.
Menurut dia, sejumlah tokoh yang namanya santer dibicarakan dalam pemilihan baik jajaran Rais Am serta tanfidziah, serta sembilan tokoh yang sudah terpilih dalam AHWA harus melakukan pertemuan. Hal itu dilakukan guna mencari jalan keluar terbaik.
Sejumlah nama itu, kata dia, seperti Gus Mus (KH Mustofa Bisri), KH Hasyim Muzadi, Gus Sholah (KH Shalahudin Wahid), KH Said Aqil Siradj, serta As'ad Said Ali untuk bertemu.
"Mereka harus bertemu dan mencari format seperti apa agar NU terhindar dari perpecahan. Jadi, saya kira kuncinya orang-orang ini bertemu, duduk, direkam, mencari solusi bersama karena ini pasti merembet," katanya.
Ketua Jaringan Alumni Santri Jombang (JAS Ijo) ini pun yakin, dengan adanya komunikasi yang lebih baik, ke depan NU akan terhindar dari perpecahan umat. Warga nahdliyin pun akan tenang, karena ada keputusan terbaik dari pertemuan bersama yang dilakukan tersebut.
Selain itu, ia juga yakin dengan pertemuan itu akan mempersempit ruang gerak bagi penunggang gelap yang sengaja memperkeruh suasana. Mereka adalah orang-orang yang ingin memanfaatkan NU untuk kepentingannya sendiri.
Sementara itu, saat ini proses pemilihan masih berlangsung. Rais Am PBNU telah diputuskan. KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus kembali ditetapkan menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk periode 2015-2020. Pada penetapan itu disebutkan bahwa Gus Mus sebagai Rais Aam PBNU didampingi KH Makruf Amin sebagai Wakil Rais Aam.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?
-
Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur: Saksi Kunci Kembali Mangkir
-
ASN DKI Dapat Transportasi Umum Gratis, Gubernur Pramono: Tak Semua Gajinya Besar
-
Digelar Perdana Besok, Adam Damiri Siap Hadiri Sidang PK di PN Jakpus