Suara.com - Warga Kota Jambi mengeluh akibat kabut asap semakin pekat menyelimuti daerah ini. Sehingga membuat jarak pandang yang terbatas sekitar 300 meter sampai, Kamis (3/9/2015) pagi.
Kabut asap tebal merata di seluruh kawasan di Kota Jambi. Aktivitas masyarakat terlihat berjalan normal meski kagiatan belajar mengajar masih terhenti sebagai dampak bencana tahunan itu.
Arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Kota Jambi masih normal meski dengan jarak pandang yang terbatas menyusul kabut asap pekat akibat pembakaran lahan dan kawasan hutan di sejumlah kabupaten.
Informasi yang diperoleh menyebutkan hingga Kamis siang, tidak ada maskapai perbangan yang beroperasi meski ratusan calon penumpang masih menumpuk di bandara Sultan Thaha Syaifudin (STS) Jambi.
Seorang warga, Paiman, menyatakan prihatin dengan kondisi udara Jambi yang tidak sehat akibat kabut asap tebal.
"Hari ini kabut asap tambah tebal dan saya berharap pemerintah bekerja ekstra melakukan pemadaman lahan atau hutan yang terbakar," tambah dia.
Selain itu, Paiman meminta pihak berwenang agar serius menegakkan hukum dengan menindak tegas siapapun yang telah membakar lahan dan hutan untuk kepentingan membuka kebun.
"Ulah segelintir orang yang tujuannya memperkaya dengan membakar lahan untuk areal perkebunan itu berdampak kerugian besar bagi lingkungan hidup, dan ancaman keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya," kata warga Kota Jambi itu.
Sementara beberapa hari sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jambi menyebutkan sebanyak 320 titik panas atau 'hot spot' terdeteksi di provinsi itu pada Senin, 31 Agustus 2015.
"Hot spot update pada 31 Agustus 2015 pukul 05.00 WIB di Provinsi Jambi berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua sebanyak 320 titik," kata Kepala Seksi dan Informasi BMKG Jambi Kurnia Ningsih. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana