Suara.com - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengatakan, bangsa Indonesia telah kehilangan empat "aset sosial" yang sangat dibutuhkan untuk menjadi negara besar.
"Keempatnya adalah kearifan bangsa, tetapi kini mulai hilang," kata Romahurmuziy di Medan, baru-baru ini, seusai melantik pengurus PPP Sumut.
Dikatakan Romahurmuziy, aset pertama milik bangsa Indonesia yang mulai hilang itu adalah kesetiakawanan dan solidaritas sosial, yang semakin memudar dari kehidupan masyarakat.
Menututnya, tanpa disadari, fenomena yang berkembang kini adalah munculnya masyarakat egois, dan tidak menghiraukan kondisi sekitar selagi tidak mengganggu urusan pribadi.
"Prinsipnya, selagi tidak mengganggu, biarkan saja," katanya.
Selaku parpol Islam, PPP menurutnya menyayangkan kondisi itu, karena dinilai tidak sesuai dengan ajaran dalam Al Quran yang mengajarkan konsep ta'awanu, yakni saling tolong-menolong dalam kebaikan.
Lantas, aset kedua bangsa Indonesia yang hilang, menurut Romahurmuziy lagi, adalah kesabaran. Ini memunculkan fenomena masyarakat yang terlalu mudah menyalahkan orang lain.
Kondisi itu berlanjut dalam kehidupan berpolitik, sehingga situasi yang kurang menguntungkan selalu disikapi dengan tuntutan agar pembuat kebijakan yang sedang berkuasa untuk turun dari jabatan.
"Setiap ada sedikit kegagalan (pemerintah), selalu diselesaikan dengan tuntutan untuk diturunkan," kata Romahurmuziy.
Dia menilai, seluruh elemen bangsa harusnya mampu bersabar menantikan proses dari berbagai program yang sedang dijalankan pemerintah. Dia pun menyebut, kondisi yang sama dialami PPP yang sedang dihadapkan pada masalah hukum yang belum selesai, meski telah berjalan hampir setahun.
"Kita harus bersabar. Barangkali PPP sedang diuji untuk melompat lebih tinggi pada Pemilu 2019," katanya pula.
Aset lain yang hilang dari bangsa Indonesia, sambung Romahurmuziy, adalah kesopanan. Hal ini ditandai dengan banyaknya komentar yang kurang layak terhadap orang lain, termasuk pemerintah.
Salah satu fenomena terhadap hilangnya kesopanan itu menurutnya, dapat dilihat dari perkembangan media sosial (medsos) yang memudahkan seseorang untuk mengomentari orang lain, bahkan dengan cara yang menyakitkan. Tanpa disadari, masyarakat mulai senang untuk menceritakan sesuatu yang buruk tentang orang, meski belum tentu benar.
"Dengan ada sosmed, seolah-olah kita bebas mengomentari orang lain," katanya lagi.
Terakhir menurut Romahurmuziy, aset lain yang juga hilang adalah sikap adil, sehingga memunculkan kemiskinan dan ketimpangan sosial.
"Dalam Islam, sangat dilarang untuk berbuat tidak adil, meski dengan alasan apa pun," ujarnya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu