Suara.com - Bupati Bangkalan 2003-2013 dan Ketua Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan 2014-2019 Fuad Amin Imron berharap dihukum ringan karena masih punya tanggungan banyak cucu dan istri.
"Harapan kepada JPU (Jaksa Penuntut Umum) mohon seringan-ringannya, karena saya masih ada enam cucu, ada dua istri. Tanggung jawab banyak. Warisan yang saya bagikan masih belum tuntas. Saya merasa malu ingin myelesaikan kewajiban saya kepada kelurga. Saya paling tua," kata Fuad dalam pemeriksaan terdakwa di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis.
Dalam perkara ini Fuad antara lain didakwa dengan tindak pidana pencucian uang.
"Saya terlalu sibuk sehingga yang saya percaya, dengan saya suruh buka. eh kamu ke bank, saya sudah kasih tahu ke bank, saya kasih uangnya, nanti kamu buka. Kalau saya mau bayar sesuatu, nanti kamu yang laksanakan," ungkap Fuad saat menceritakan mengenai 53 rekening miliknya.
Selama 2003-2014, Fuad mengaku berinvestasi namun tidak mencatat seluruh usahanya.
"Kalau ada untungnya saya pakai jalan-jalan. Selama 10 tahun saya jadi bupati, tidak ada yang mencemooh saya. Tapi sekarang saya turun jadi terdakwa, malu saya," ungkap Fuad.
Fuad mengaku 21 mobil miliknya diatasnamakan anak, supir, atau keluarganya yang lain.
"Karena kalau nama kita semua sudah 3 kali itu kan pajaknya besar. Kalau atas nama supir itu kan dia bangga, dipercaya," tambah Fuad.
Sehingga dengan gaji anggota DPRD senilai Rp14-16 juta Fuad pun mengaku rugi.
"Iya kalo dihitung-hitung rugi, karena sering menyumbang partai, dianggap yang paling punya. Dari umur 12 tahun saya sudah mandiri. Saya bekerja saja, tapi pendidikan kurang," jelas Fuad.
Ia pun mengaku bahwa saat menjadi bupati pun wajar menerima hadiah.
"Tidak ada orang jadi bupati itu tidak terima hadiah, 'non sense'. Karena saya didukung tokoh partai dan masyarakat, tapi saya tidak bisa menyebutkan angka," ungkap Fuad.
KPK mendakwa Fuad melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang. Pada tindak pidana korupsi, Fuad diduga menerima Rp18,05 miliar dari PT Media Karya Sentosa (MKS) karena telah mengarahkan tercapainya perjanjian konsorsium dan perjanjian kerja sama antara PT MKS dan PD Sumber Daya serta memberikan dukungan untuk PT MKS kepada Kodeco Energy CO LTd terkait permintaan penyaluran gas alam ke Gili Timur.
Dalam dakwaan kedua, Fuad diduga menyamarkan hartanya pada periode 2010-2014 sejumlah Rp229,45 miliar dan dalam dakwaan ketiga adalah pencucian uang pada periode periode 2003-2010 hingga senilai Rp54,903 miliar. [Antara]
BERITA MENARIK LAINNYA:
TKW Diduga Tewas Dimutilasi Majikan Ternyata Masih Hidup
Mengapa Kopaja Kebut-kebutan di Jalan? Ini Pengakuan Supirnya
Kasus Tabrak Mati Driver Gojek Bikin Supir Kopaja Ini Ketakutan
Buat 'Bom Waktu' Rakitan, Remaja Diundang Obama ke Gedung Putih
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Kisah Rahmah El Yunusiyyah: Pahlawan Nasional dan Syaikhah Pertama dari Universitas Al-Azhar
-
Panggil Dasco 'Don Si Kancil', Prabowo Ingatkan Kader: Manusia Mati Meninggalkan Nama
-
Rektor IPB Arif Satria Resmi Jadi Nakhoda Baru BRIN, Babak Baru Riset Nasional Dimulai
-
Dasco Ungkap Ultimatum Prabowo dari Hambalang: Sikat Habis Kader Korup!
-
Polisi Ringkus Dua Pelaku Curanmor yang Tembak Mati Hansip di Cakung
-
KPK Tahan 5 Pengusaha yang Diduga Suap Eks Bupati Situbondo Karna Suswandi, Ini Nama-namanya
-
Gempur Titik Rawan Banjir, Pemkot Surabaya Siapkan Drainase Maksimal Jelang Musim Hujan
-
JATAM: Warga Pro dan Kontra Tambang di Halmahera Sama-sama Korban Sistem yang Merusak
-
KPK 'Bedah' Prosedur Izin TKA, Mantan Sekjen Kemnaker Heri Sudarmanto Dicecar Soal Pungli
-
Diwawancara Pramono, Zidan Penyandang Disabilitas Diterima Kerja di Transjakarta