Suara.com - Kapten tim futsal perempuan nasional Iran baru-baru ini jadi sorotan masyarakat dunia. Sang kapten, Niloufar Ardalan, kebanjiran dukungan di media sosial setelah dirinya dilarang bertanding oleh suaminya dalam Kejuaraan Asian Football Confederation Futsal.
Nama Ardalan muncul di media-media di seluruh penjuru dunia setelah beredar kabar bahwa dirinya tidak akan bisa membela Iran bersama teman-temannya dalam ajang yang bakal digelar di Malaysia itu pekan depan. Sang suami, Mahdi Toutounchi, tidak bersedia menandatangai dokumen yang isinya memberikan izin bagi sang istri untuk pergi ke luar negeri.
Mahdi, yang berprofesi sebagai wartawan itu melarang Ardalan pergi karena ia ingin sang istri menemani anak mereka di hari pertama masuk sekolah, pada tanggal 23 September mendatang. Kebetulan, tanggal itu berbentrokan dengan tanggal pelaksanaan kompetisi futsal perempuan Asia, yakni antara tanggal 21 hingga 26 September.
Ardalan, seperti perempuan lain di Iran diwajibkan mendapat tanda tangan suami untuk memperpanjang paspornya, kecuali jika kedua belah pihak sama-sama menyepakati untuk meniadakan kewajiban itu dalam ikatan perkawinan.
Tersentuh dengan nasib kurang beruntung yang dialami Ardalan, netizen perempuan dari seluruh dunia pun ramai-ramai menyuarakan solidaritas dan dukungan kepada Ardalan. Untuk menyampaikan dukungan, mereka meluncurkan sebuah tagar #WeAreAllNiloufarArdalan atau yang kurang lebih berarti "kami semua Niloufar Ardalan".
"Bangkit, berdiri, perjuangkan hakmu! Hormat dan dukungan bagi Niloufar Ardalan #WeAreAllNiloufarArdalan," kicau akun Twitter MFiasca.
"#WeAreAllNiloufarArdalan Saya memang bukan warga Iran, namun suara perempuan-perempuan pemberani Iran yang bertarung demi hak mereka telah didengar dan masih banyak perempuan di seluruh dunia yang mendukungmu. Semua perempuan harus berjuang untuk hak mereka dan kemenangan pun di tangan kita," kata akun Twitter @Stealthy Freedoms.
Kepada The Independent, Alinejad, pengelola laman Facebook My Stealthy Freedom, menegaskan bahwa pelarangan perempuan oleh suami adalah isu hak asasi manusia yang harus segera diselesaikan.
"Sesungguhnya ini terjadi kepada seluruh perempuan selama berpuluh-puluh tahun lamanya namun karena kali ini yang jadi korbannya adalah seseorang yang dikenal, maka banyak perempuan yang ikut bersimpati," kata Alinejad.
"Menyedihkan sekali ketika seorang lelaki yang berhak menentukan apa yang harus dilakukan seorang perempuan, itu adalah pelanggaran hak asasi. Apa yang membuat manusia berkuasa atas lainnya? Seperti zaman batu saja," pungkas Alinejad. (Independent)
Berita Terkait
-
Viral! Wanita Iran Rebut Sorban Ulama dan Jadikan Jilbab, Aksinya Jadi Sorotan di Bandara
-
Iran Buka Klinik untuk Wanita "Pelanggar" Jilbab, Picu Kemarahan Publik
-
Video Memperlihatkan Dia Membakar Hijab Sebelum Dinyatakan Hilang
-
Perempuan Iran Tewas Setelah Ditangkap Polisi karena Langgar Aturan Hijab
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?
-
Terbongkar! Sindikat Pinjol Dompet Selebriti: Teror Korban Pakai Foto Porno, Aset Rp14 Miliar Disita
-
Usut Kasus Korupsi Haji di BPKH, KPK Mengaku Miris: Makanan-Tempat Istirahat Jemaah jadi Bancakan?