Suara.com - Protection of Forest dan Fauna (Profauna), sebuah lembaga nirlaba independen yang bergerak di bidang perlindungan hutan dan satwa liar, tengah mendalami sebuah laporan (postingan) di media sosial terkait pembantaian seekor beruang madu.
"Kami menerima laporan dari masyarakat terkait foto pembantaian beruang madu yang diposting di media sosial atas nama RCR. Dalam salah satu foto yang diunggahnya, pada 24 September 2015, RCR dan dua orang pria lain sedang menyembelih seekor beruang madu di sungai," ungkap Ketua Profauna Indonesia, Rosek Nursahid, dihubungi dari Samarinda, Jumat sore.
"Pada postingan tersebut, RCR mencantumkan keterangan 'tangkapan hari ini'. Berdasarkan keterangan pada profil akun di media sosialnya, RCR bekerja di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur," katanya.
Beruang madu kata Rosek Nursahid, merupakan jenis beruang terkecil di dunia.
Saat ini lanjut Rosek Nursahid, populasi beruang madu sudah semakin sedikit akibat perburuan, perdagangan dan berkurangnya habitat (hutan).
"Beruang madu telah dilindungi oleh badan konservasi dunia dan di Indonesia termasuk jenis satwa dilindungi yang tidak boleh diburu atau dibunuh sembarangan, pelakunya bisa diancam pidana penjara 5 tahun dan denda Rp100 juta," ujar Rosek Nursahid.
Pada 2014 tambah dia, Polres Berau menangkap seorang pembunuh beruang madu yang mengunggah foto aktivitasnya sedang menguliti beruang di media sosial.
"Pengguna 'Facebook' bernama Ricky Werang dan kawan-kawannya kemudian berhasil ditangkap oleh kepolisian. Keberhasilan ini tak lepas dari peran masyarakat yang secara aktif memberikan informasi, termasuk kepada Profauna, sehingga mempercepat penyelidikan," ungkap Rosek Nursahid.
Dihubungi terpisah, Koordinator Profauna Borneo, Bayu Sandi mengatakan, sangat menyayangkan terjadinya kembali pembantaian beruang madu tersebut.
"Kami sangat menyayangkan dan mengecam terjadinya kembali pembantaian satwa langka yang dilindungi tersebut. Tahun ini saja, sudah lima kali terjadi pembantaian satwa langka, termasuk penyu dan harimau," ungkap Bayu Sandi.
Profauna Borneo lanjut Bayu Sandi, masih mendalami pembantaian beruang madu yang diduga di lakukan di salah satu tempat di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Kami sudah mengantongi identitas dan nomer telepon salah seorang yang ada di foto yang diunggah di media sosial itu, namun saat dihubungi telepon genggamnya tidak aktif. Kamii masih mendalami dugaan pembantaian beruang madu itu dan akan menelusuri lokasi pasti serta siapa-siapa yang melakukan pembataian tersebut," katanya.
"Jika buktinya sudah cukup, maka kasus ini akan segera kami laporkan ke Polda Kaltim dan BKSDA," ungkap Bayu Sandi. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!