Suara.com - Titik panas saat ini tidak ditemukan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dan hal ini tidak biasanya, namun kabut asap masih memenuhi kota ini hingga sore hari.
"Hot spot (titik panas) update 27 September 2015 pukul 16.00 WIB di Kabupaten Kotawaringin Timur nihil, Seruyan nihil dan Katingan nihil," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit Yulida Warni kepada Antara di Sampit, Minggu (27/9/2015).
Titik panas yang sama sekali tidak ditemukan pada Minggu sore, menjadi perkembangan menggembirakan. Padahal pantauan pada Sabtu pagi, titik panas di Kotim terdapat sebanyak 23 titik, Kabupaten Seruyan 15 titik dan Katingan 9 titik.
Meski pantauan satelit pada Minggu menunjukkan Kotim nihil titik panas, namun asap cukup pekat masih menyaput Kota Sampit. Asap baru berkurang pada malam hari setelah angin bertiup cukup kencang sehingga mengurangi konsentrasi kepekatan asap.
Sebagian masyarakat terlihat menggunakan masker agar tidak menghirup asap bercampur debu. Pengendara pun mengurangi kecepatan serta menyalakan lampu kendaraan untuk menghindari tabrakan dengan kendaraan lain karena jarak pandang terbatas akibat pekatnya asap.
"Makanya saya meminta BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) mengevaluasi kondisi di lapangan. Kalau ternyata titik kebakaran berkurang, mungkin saja asap yang terjadi merupakan asap kiriman," kata Bupati Kotim H Supian Hadi.
Sejak kebakaran lahan dan asap melanda Kotim, sudah dua kali sekolah-sekolah di Sampit diliburkan agar pelajar tidak menderita sakit akibat asap. Senin pagi pelajar kembali masuk sekolah, namun jika asap kembali pekat maka tidak menutup kemungkinan sekolah kembali diliburkan.
Supian menginstruksikan Dinas Pendidikan terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait perkembangan dampak asap. Jika kualitas udara berbahaya maka sekolah diliburkan untuk menghindarkan pelajar dari penyakit akibat asap. (Antara)
Berita Terkait
-
Kapolri Turun Langsung Cek Karhutla di Riau, Gara-gara Asap Sampai ke Luar Negeri?
-
Karhutla Riau 2025: Cuaca Panas, Kebakaran Meluas hingga Asap ke Malaysia
-
Diprotes Malaysia, Mahfud MD Pastikan Tidak Ada Kiriman Asap ke Negara Tetangga
-
Malaysia Tawarkan Bantuan Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
-
Kabut Asap Selimuti Kota Palembang
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum