Suara.com - Kasus pembunuhan secara keji terhadap aktivis penolak penambangan pasir di Lumajang, Jawa Timur, masih dalam pengusutan kepolisian. Salah satu temuan yang menarik adalah para pelaku pembunuhan brutal ini dikenal dengan sebutan Tim 12.
Siapa Tim 12 yang menjadi pelaku pembunuhan Salim Kancil (52) dan menyiksa Tosan (51) hingga nyaris tewas. Keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber menarik untuk ditelusuri.
Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak kekerasan (Kontras) Surabaya, Fathul Khoir menyebutkan munculnya nama Tim 12 karena kelompok ini yang dikenal sebagai pengelola tambang pasir, yang juga anak buah Kepala Desa Selok Awar-Awar, Haryono. “Tim 12 ini dulu adalah tim sukses Pak Kades Haryono sewaktu pemilihan kepala desa,” kata Fathul saat dihubungi Suara.com, Selasa (29/4/9/2015).
Setelah berhasil memenangkan pemilihan kepala desa, Tim 12 ini mendapat "konsensi" mengelola tambang pasir di dekat hutan dan pesisir desa tersebut.
Anehnya, meski menyebut Tim 12, namun jumlah mereka lebih dari 12, bahkan lebih dari 40 orang. Mereka dikenal sebagai “penguasa” wilayah di desa tersebut.
Mereka ini yang sejak awal diduga mengirimkan pesan ancaman pembunuhan kepada warga pada tanggal 8-9 September lalu sehingga warga melaporkan ancaman pembunuhan tersebut ke Polsek Pasirian, Lumajang. Sebelumnya warga menolak penambangan pasir karena dianggap merusak lahan pertanian dan merusak ekosistem setempat.
Berawal dari laporan ke Polsek dan Polres Lumajang inilah, Tim 12 mencari aktivis warga yang telah melaporkan ke polisi. Massa berjumlah sekitar 40 orang mendatangi rumah Salim, menyeretnya secara keji dengan tali yang biasa digunakan untuk mengikat sapi ke Balai Desa Selok Awar-Awar, kantor kepala desa.
Di kantor Balai Desa tersbeut, Salim disiksa, disetrum bahkan digergaji disaksikan sejumlah anak kecil yang sedang sekolah PAUD.
Karena Salim masih bertahan dan terlihat bergerak, Salim dibawa ke pemakaman umum. Di pemakaman tersebut, Salim disiksa secara biadap hingga tewas.
Usai melakukan penyiksaan terhadai Salim, Tim 12 mencari korban lain. Mereka kemudian mendatangi Tosan dan menganiaya hingga luka parah.
Atas kejadian tersebut, pihak kepolsian telah melakukan penangkapan dan menetapkan sedikitnya 18 orang menjadi tersangka. "Sebanyak 18 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Lumajang," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono saat dihubungi Antara.
Menurut Prabowo, jumlah tersangka tersebut dapat bertambah berdasarkan hasil penyidikan dan penyelidikan yang dilakukan anggota Polres Lumajang dibantu dengan penyidik dari Polda Jatim.
"Tim dari Wadir Reskrim Polda Jatim turun ke Lumajang sebagai bentuk upaya keseriusan polisi dalam menangani kasus itu. Kalau ditemukan cukup bukti dan keterangan saksi yang kuat, maka tersangka bisa bertambah," katanya.
Sementara Kapolres Lumajang AKBP Fadly Munzir Ismail saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan mengatakan sebanyak 18 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka memiliki peran masing-masing dalam penganiayaan dan pembunuhan korban.
"Peran mereka banyak, ada yang mengajak, memerintahkan, memukul, hingga menyetrum, dan penyelidikan akan terus berkembang hingga kepada otak penganiayaan itu," tuturnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Dokter Tifa Klaim Punya Data Australia, Sebut Pendidikan Gibran 'Rawan Scam dan Potensial Fake'
-
Kronologi Horor di Kantor Bupati Brebes: Asyik Lomba Layangan, Teras Gedung Tiba-tiba Runtuh
-
Ikut Terganggu, Panglima TNI Jenderal Agus Minta Pengawalnya Tak Pakai Sirine-Strobo di Jalan
-
Anggaran Jumbo Pertahanan RI Rp187,1 Triliun, Panglima TNI: Senjata Canggih Itu Sangat Mahal
-
Bukan Dilarang Total, Kakorlantas Tegaskan Sirene dan Strobo Polisi Tetap Meraung untuk Tugas Ini
-
Akhir Tragis Nasir di Yalimo: Hilang Saat Kerusuhan, Ditemukan Tewas Mengenaskan Penuh Anak Panah
-
Tak Setuju Gaji Anggota DPR Dipotong Gegara Bolos Rapat, Adian PDIP: Nanti Kita Terjebak Absensi
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal
-
Sejak 2003, Haji Robert Konsisten Membina Ribuan Santri Penghafal Qur'an
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi