Suara.com - Aksi solidaritas dari netizen untuk Salim Kancil, aktivis lingkungan yang dibunuh karena menolak tambang pasir ilegal di Lumajang, Jawa Timur, terus bergulir.
Lewat situs penggalangan dana Kitabisa.com, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia berhasil kumpulkan dana lebih dari Rp42 juta untuk beasiswa anak Salim Kancil dan rekan Salim, Tosan. Dana ini terkumpul dari 214 donatur.
Aksi solidaritas juga digaungkan lewat laman Change.org yang sudah didukung lebih dari 50 ribu tandatangan.
Inisiatif penggalangan dana muncul setelah insiden berdarah yang terjadi pada hari Sabtu, 26 September 2015. Inisiatif diluncurkan oleh Walhi setelah berkoordinasi dengan Tim Kerja Perempuan dan Tambang.
Semula dana yang ditargetkan adalah sebesar Rp20 juta, tetapi berkat tingginya solidaritas dari netizen, total donasi mencapai lebih dari dua kali lipat hingga Rp42 juta per Senin, 12 Oktober.
“Capaian yang luar biasa dan melebihi ekspektasi kami. Solidaritas lintas batas inilah yang menjadikan semangat perjuangan tetap hidup,” ujar Voni, perwakilan Walhi.
Selanjutnya seluruh dana yang terkumpul akan diberikan dalam bentuk tabungan pendidikan untuk anak Salim dan Tosan.
Almarhum Salim diketahui meninggalkan seorang anak yang masih duduk di bangku SMP, sementara Tosan memiliki tiga anak, dua di antaranya masih sekolah, satu di SMA dan satu di SD.
Inisiatif penggalangan dana ini juga digaungkan oleh Tim Kerja Perempuan dan Tambang yang membuat petisi di www.change.org/SalimKancil, mengajak netizen pendukung petisi agar ikut berdonasi. Selain itu aksi solidaritas Salim Kancil pun dilakukan di 24 kota.
Hingga saat ini Selasa, (13/10/2015), petisi berjudul “Pak Badrodin, usut pembunuhan berencana Salim Kancil” sudah didukung lebih dari 50 ribu tandatangan. Petisi ini ditujukan kepada Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Pemda Kabupaten Lumajang, Komnas HAM, Lembaga Perlindungan Saksi, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
“Crowdsourcing dan crowdfunding, seperti Change.org dan Kitabisa.com ini, bisa menjadi wadah bagi netizen untuk berpartisipasi dan mengambil tindakan atas permasalahan sosial yang terjadi,“ kata Rhenald Kasali, praktisi bisnis dan akademisi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka