Suara.com - Wakil Ketua Komisi VII DPR, Satya W Yudha menegaskan bahwa permasalahan kontrak PT. Freeport Indonesia bukan baru terjadi dalam pemerintahan Jokowi dan JK. Politisi dari Partai Golkar ini menjelaskan bahwa masalah ini sudah berlangsung dari zaman ke zaman hingga sekarang ini. Karenanya dia mendesak agar dalam menyelesaikan masalah kontrak dari PT Freeport McMoran, pemerintah menanganinya secara komprehensif.
"Masalah Freeport ini dipenggal-penggal, sehingga seakan-akan baru terjadi pada pemerintahan sekarang. Seharusnya, dalam menyelesaikan hal ini, harus dilihat secara komprehensif, karena ini sudah berlangsung dari rezim ke rezim," kata Satya dalam diskusi yang bertajuk "Mengapa Ribut Soal Freeport: di Gado-Gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu(17/10/2015).
Satya menegaskan bahwa seharusnya dalam melaksanakan kebijakan, pemerintah harus mengacu pada Undang-undang yang sudah ada. Dan berdasarkan pada Undang-undang tersebut, seharusnya Pemerintah sudah menyelesaikan renegosiasi tersebut pada tahun 2010 lalu.
"Jika mengacu pada UU Minerba tahun 2009 pasal 169 mengenai renegosiasi kontrak, dari situ pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Dan seharusnya masalah renegosiasi sudah selesai pada 2010, tapi sampai sekarang belum beres, itu saja sudah melanggar,"kata Satya.
Saat ini, masalah perpanjangan kontrak masih menjadi polemik. Di mana permasalahan tersebut sudah terlihat sejak 2009 sampai di pemerintahan Jokowi-JK.
"Ini jadi PR pemerintah, bukan diributkan dan didebatkanlah, karena ada beberapa elemen hukum yang terlanggar di sana," ungkap dia.
Satya pun tidak setuju jika kisruh Freeport diperdebatkan di depan publik, seperti yang terjadi antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Maritim Rizal Ramli. Seharusnya mereka bisa menyelesaikan masalah di dalam rapat kabinet.
"Jangan dibawa keluarlah, seharusnya sudah terselesaikan di rapat kabinet," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Pendapatan Negara Menurun, Menteri Bahlil Wacanakan Pembukaan Kembali Freeport
-
Pendapatan Negara Seret, Bahlil Pertimbangkan Segera Buka Lagi Freeport
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Gus Yahya Bantah Mundur dari PBNU, Sebut Syuriyah Tidak Punya Kewenangan
-
Negosiasi Panas Krisis Iklim Kandas Gegara Kebakaran di Dapur COP30, Apa Penyebabnya?
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa