Suara.com - Partai Rakyat Swiss (SVP), yang anti-imigrasi memperoleh suara terbanyak pada pemilihan anggota parlemen pada Senin (19/10/2015), atau Minggu waktu setempat, terus menekan pemerintah Swiss untuk memberlakukan kuota imigran yang masuk dari Uni Eropa.
Keberhasilan SVP, ditambah kenaikan perolehan suara Partai Liberal Pro-Bisnis (FDP) dan membuat pengamat politik Swiss mulai membicarakan pergeseran politik Swiss ke arah sayap kanan (konservatif), atau yang disebut dengan Rechtsrutsch.
Imigrasi adalah topik utama untuk pemilih di tengah keadaan banyak pencari suaka datang dari Timur Tengah dan Afrika Utara menuju Eropa.
"Suaranya telah jelas," kata pemimpin SVP Toni Brunner kepada televisi Swiss.
Menurut Brunner, masyarakat khawatir akan migrasi massal menuju Eropa dan hasil Pemilihan.
SVP memperoleh 29,4 persen suara, yang menurut perhitungan dari penyiar Swiss SRF, naik dari 26,6 persen pada 2011 lalu.
Perolehan suara SVP, partai tunggal terbesar Swiss, ini diuntungkan setelah Swiss mendukung referendum untuk membatasi jumlah warga asing yang tinggal di negara tersebut.
Pembuat kebijakan mempunyai waktu hingga 2017 untuk menyatukan hasil referendum ini dengan pakta Uni Eropa yang menjamin pergerakan bebas pekerja termasuk imigran.
Sebaliknya, Pemerintah Swiss harus menentukan tentang kuota didalam kebijakannya terlepas dari komprominya dengan Uni Eropa. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia