Suara.com - Situasi mencekam masih meliputi kawasan Yerusalem Timur, khususnya di permukiman Jabel Mukaber, tempat terjadinya serangkaian aksi kekerasan yang menewaskan lima warga Palestina. Meningkatnya frekuensi insiden berdarah berdampak pula pada meningkatnya pengajuan izin kepemilikan senjata dari warga Israel.
Reuters melansir, selain mengajukan izin untuk memiliki senjata, makin banyak juga warga sipil Israel yang mengikuti kelas latihan menembak. Mereka ingin melindungi diri dari aksi penikaman yang sewaktu-waktu bisa menimpa mereka.
Beberapa toko senjata api di Kota Tel Aviv juga belakangan makin ramai pengunjung. Sebagian yang datang ingin membeli senjata, sementara sebagian lainnya ingin memperpanjang izin kepemilikan senjata mereka.
Aksi penikaman hampir terjadi setiap hari di Israel. Seperti dikutip dari Independent, di Jabel Mukaber, aksi penikaman terjadi lebih sering daripada di tempat lain.
Lima warga Palestina asal Jabel Mukaber yang tewas, diklaim polisi Israel sebagai pelaku penikaman bersenjata pisau. Salah satunya adalah Mutaz Aweisat, seorang remaja berusia 16 tahun yang ditembak mati oleh polisi Israel di Armon Hanatziv, permukiman warga Yahudi dekat Jabel Mukaber.
Polisi mengatakan, Mutaz kedapatan sedang menghunus pisau dan mencoba menikam seorang penjaga perbatasan. Namun, sejumlah media Palestina memberitakan sebaliknya. Mutaz hanya membawa buku-buku pelajaran, bukan pisau.
Hal-hal seperti, ditambah pemberitaan tajam dari media Palestina, dipandang sebagai pemicu kemarahan warga Palestina. Selain itu, Facebook, juga menjadi salah satu media sosial yang paling cepat membawa kabar ke seluruh kawasan tersebut. Salah satunya adalah laman Facebook milik Kantor Berita Shehab dari Gaza yang membahas tewasnya lima warga Palestina pada hari Sabtu akhir pekan lalu.
Otoritas Israel, sejak Minggu (18/10/2015) mulai mendirikan sebuah tembok untuk memisahkan kawasan Jabel Mukaber dari permukiman warga Yahudi Armon Hanatziv. Namun, kemudian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghentikan pekerjaan tersebut karena mendapat desakan dari politisi partai yang ia ketuai, Partau Likud. Mereka tidak ingin disebut "membagi Yerusalem", meski pada kenyataannya, itulah yang sebenarnya terjadi.
Berita Terkait
-
5 Potret Miss Palestina dengan Gaun Bergambar Al-Aqsa, Bikin Dunia Terpukau
-
Legislator PKB Beri Peringatan Keras ke Prabowo: Awas Jebakan Israel di Misi Pasukan Perdamaian Gaza
-
Suara Lantang Pep Guardiola Dukung Palestina: Dunia Jangan Tutup Mata
-
Calon Pelatih Timnas Indonesia Heimir Hallgrimsson Sebut Israel Layak Disanksi
-
Profil Melanie Shiraz, Miss Israel 2025 yang Jadi Sorotan karena Tatapan ke Miss Palestina
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional