Suara.com - Seorang pakar kehutanan dan lahan gambut Institus Pertanian Bogor menemukan modus baru pembakaran lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan. Pembakaran itu dilakukan karena sengaja.
Modus baru pembakaran lahan gambut itu menyasar ingin mendapatkan klaim asuransi penjaminan lahan. Pakar Gambut IPB, Prof Bambang Hero menjelaskan tahun ini modus itu muncul.
Dia menjelaskan pengusaha sawit yang menggunakan modus itu terjadi di kawasan hutan tanaman industri (HTI). Pengusaha sawit itu menggunakan bibit dan pupuk sawit kualitas rendahan. Sejak awal mereka memprediksi keuntungan sawit yang dia tanam selama 4-5 tahun ke depan.
"Misalnya begitu masuk tahun kedua, ada kesalahan pengelolaan karena pupuknya nggak bagus. Pegusaha memprediksi akan rugi. Maka itu mereka membeli asuransi untuk menjamin area tanamnya. Sehingga ketika terjadi sesuatu, si asuransi harus mengganti klaimnya," kata Bambang saat berbincang dengan suara.com di kantornya di IPB, Senin (3/11/2015).
Bambang tahun modus itu saat menjadi saksi pakar di sebuah kasus pembakaran lahan sawiti di Sumatera Selatan. Dia mengatakan perusahaan asuransi kebanyakan tidak tahu dengan tanaman sawit. Padahal perusahaan asuransi akan rugi jika menjaminkan lahan sawit yang mempunyai tanaman berkualitas rendahan.
"Begitu terjadi kebakaran, asuransi harus bayar klaimnya. Jumlah klaimnya itu sampai miliaran. Makanya pengusaha sawit itu begitu terbakar, yah tenang saja. Karena modalnya sudah kembali saat klaimnya dibayar. Paling tidak mereka balik modal," cerita Bambang.
Luas lahan rawa gambut di Indonesia diperkirakan 20,6 juta hektar atau sekitar 10,8 persen dari luas daratan Indonesia. Dari luasan tersebut sekitar 7,2 jutahektar atau 35 persen terdapat di Pulau Sumatera.
Lahan rawa gambut merupakan bagian dari sumberdaya alam yang mempunyai fungsi untuk pelestarian sumberdaya air, peredam banjir, pencegah intrusi air laut, pendukung berbagai kehidupan, keanekaragaman hayati, dan pengendali iklim melalui penyerapan dan menyimpan karbon.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra