Suara.com - Para menteri dalam negeri Uni Eropa, Senin (9/11/2015), menghadapi tekanan yang meningkat untuk segera melaksanakan janji-janji mereka dalam menangani krisis migrasi.
Desakan muncul ketika pada Senin mereka bertemu untuk mempersiapkan pertemuan puncak dengan para pemimpin negara-negara Afrika.
Dimitris Avramopolous, komisioner Uni Eropa (EU) untuk urusan migrasi, mendesak para menteri dalam negeri untuk segera melaksanakan janji mereka untuk memperketat perbatasan-perbatasan luar.
Para menteri juga didesak memindahkan para pengungsi dari Italia dan Yunani, yang sudah terlalu sesak, serta mendirikan pusat-pusat penerimaan migran di sepanjang rute Balkan dari Yunani.
Sosok yang menambah tekanan bagi adanya aksi di Brussel itu adalah Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere serta pemimpin-pemimpin Parlemen Eropa.
Sidang luar biasa pada Senin itu diselenggarakan menjelang pertemuan puncak khusus EU-Afrika di Malta, Rabu. Pertemuan Malta memusatkan perhatian pada upaya untuk menurunkan gelombang kedatangan migran via Libya, yang merupakan rute migran tersibuk kedua setelah Turki dan Balkan.
"Sekarang saatnya bagi mereka (negara-negara anggota EU) untuk mempercepat tugasnya dalam melaksanakan janji-janji ini di lapangan," kata Avramopoulous, yang berasal dari Yunani dalam sebuah pernyataan.
Komisi Eropa, badan eksekutif EU --beranggotakan 28 negara, pada Mei telah mengajukan rencana berisi berbagai aspek untuk menangani krisis migran, terburuk yang dihadapi Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Dalam situasi itu, sudah hampir 800 migran yang tenggelam di Mediterania dalam perjalanan mereka dari Libya menuju Italia.
Krisis itu memburuk pada musim panas, yaitu ketika ratusan ribu orang lainnya yang mengungsikan diri dari perang di Suriah, Irak dan Afghanistan, tiba di Yunani dan Balkan melalui Turki.
Sudah lebih dari 3.000 dari hampir 800.000 orang, yang telah mencapai Eropa tahun ini, tenggelam.
Namun, negara-negara Eropa selama berbulan-bulan terlibat dalam percekcokan menyangkut penyelesaian bersama, terutama soal rencana memindahkan sebanyak 160.000 pencari suaka dari negara-negara garis depan ke wilayah-wilayah lainnya di blok Eropa.
"Kita perlu melihat lebih banyak pemindahan (migran) dari Yunani dan Italia sebagai masalah yang mendesak," kata Avramopoulos.
EU, pada akhirnya, bulan lalu menyetujui skema pemindahan di tengah tentangan keras dari Hongaria dan negara-negara anggota EU lainnya di kawasan timur.
Berita Terkait
-
Gibran Wakilkan Pidato Presiden di KTT G20, Ini Alasan Prabowo Tak Pergi ke Afrika Selatan
-
Liverpool Resmi Ditinggal Mohamed Salah pada Desember 2025
-
Nigeria Tersingkir, Republik Demokratik Kongo Jadi Wakil Afrika di Play-off Inter Konfederasi
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan
-
Migrasi Kepiting Merah di Pulau Christmas Jadi Fenomena Spektakuler
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta