Suara.com - Partai berkuasa Myanmar menyatakan kalah pada Senin (9/11/2015) dalam pemilihan umum saat pihak oposisi yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi mendapatkan kemenangan telak yang dipastikan mampu membuat pemerintahan baru.
"Kami kalah," pemimpin Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP) Htay Oo mengatakan kepada media sehari setelah Myanmar melakukan pemungutan suara.
Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) yang dipimpin Suu Kyi meraih 49 dari 54 kursi pertama yang diperebutkan di dalam majelis rendah, yang memperebutkan 330 kursi.
Washington menyambut pemilihan umum tersebut sebagai sebuah kemenangan untuk rakyat Myanmar, namun mengatakan mereka akan mengawasi kemajuan proses demokrasinya sebelum membuat perubahan untuk sanksi-sanksi yang ada.
Pemilihan umum tersebut merupakan yang pertama sejak penguasa militer menyerahkan kekuasaannya kepada Presiden Thein Sein yang semi merakyat pada 2011, yang mengantarkan kepada periode reformasi dan membuka investasi asing.
NLD mengatakan bahwa penghitungan sendiri yang dipajang pada tempat pemungutan suara di penjuru negeri menunjukkan mereka berada di jalan menuju perolehan lebih dari 70 persen kursi yang diperebutkan, sebanyak duapertiga jatah kursi diperlukan untuk membentuk pemerintahan demokratis pertama sejak 1960.
"Mereka harus menerima hasilnya, meskipun mereka tidak menginginkannya," ujar juru bicara NLD Win Htein, menambahkan bahwa di wilayah pusat, partainya terlihat akan mendapatkan lebih dari 90 persen kursi.
Sorakan kegembiraan Lalu lintas berjalan lambat melewati kerumunan massa di luar markas besar NLD. ratusan orang yang kebanyakan mengenakan atribut merah, mengibarkan bendera dan bersorak saat hasilnya diumumkan dan diperlihatkan di layar yang terdapat di gedung.
"Saya sangat senang dengan hasilnya," ujar Hnin Si, 60, seorang pedagang di Yangon. dirinya menambahkan "Masyarakat telah menderita selama 50 tahun. Saya percaya Aung San Suu Kyi akan menjadikan negara sebagai tempat yang lebih baik." Pada kali ini, partai berkuasa Myanmar yang dibentuk oleh Junta Militer dan dipimpin oleh pensiunan tentara, bersama dengan pemimpin angkatan bersenjata telah menyatakan akan menghormati hasilnya.
Tetapi meskipun pemilihan umum memperlihatkan kekalahan USDP, keraguan masih muncul karena sampai saat ini belum jelas bagaimana Suu Kyi akan membagi kekuasaannya dengan militer yang masih mendominasi.
Konstitusi yang dirancang oleh Junta Militer menjamin seperempat kursi untuk kalangan militer dan mengijinkan pemimpin militer menunjuk pemimpin untuk tiga kementerian penting : Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Keamanan Perbatasan.
Kebijakan tersebut juga memberikan hak kepada militer untuk merebut kekuasaan dalam kondisi tertentu.
Dilarang dalam kepresidenan meskipun jika NLD menjadi mayoritas, Suu Kyi dilarang untuk menjadi presiden di bawah pengaruh konstitusi Junta, namun Suu Kyi mengatakan dirinya akan berkuasa di belakang presiden.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan bahwa pemilihan umum tersebut masih belum sempurna, dan menambahkan bahwa masih terlalu cepat untuk membicarakan perubahan kebijakan Amerika Serikat terhadap Myanmar.
Daniel Russel, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa "ini adalah sebuah langkah besar kedepan untuk proses demokratis di Burma. Dan sekarang adalah bagian sulitnya." Penghitungan suara sementara menunjukkan ketertinggalan USDP, termasuk diantaranya pemimpin USDP Htay Oo yang terkejut dengan kekalahannya bahkan di daerah pemilihannya.
Dan NLD memprotes pemungutan suara lanjutan yang diperkirakan dapat meningkatkan kesempatan menang kandidat dari partai berkuasa.
Lewat protes resminya, NLD menyatakan bahwa hal tersebut tidak logis bahwa USDP mampu mendapatkan 90 persen suara dari mereka yang tidak dapat memilih pada hari pemilihan di Lashio, yang dipenuhi keberadaan militer.
Protes tersebut didukung dengan fakta tidak diijinkannya beberapa pengawas untuk mengawasi pemungutan suara di wilayah militer. Isu tersebut menuai ketakutan akan kembalinya kejadian 2010 dimana NLD diboikot dan USDP menang dengan memanipulasi penghitungan, seperti penggunaan pemilih lanjutan. (Antara)
Berita Terkait
-
Pilu, Air Mata Jens Raven Usai Kegagalan Timnas Indonesia U-22
-
Timnas Indonesia Merana, Gagal ke Semifinal SEA Games Meski Hajar Myanmar
-
Dejavu Pesta Gol? Indra Sjafri Punya Resep Rahasia Hancurkan Myanmar di SEA Games 2025
-
SEA Games 2025: 3 Opsi Rotasi Pemain Indra Sjafri untuk Bantai Myanmar
-
Belajar Usai Kalah Lawan Filipina, Indra Sjafri Ngeri dengan Myanmar
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar