Penjagaan PT. Freeport Indonesia [Antara]
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Nurcholis menyayangkan sikap pemerintah yang menurutnya tidak tegas dalam menyikapi keberadaan PT. Freeport Indonesia di Papua.
"Sebagaimana diketahui, Komnas HAM juga kan terima pengaduan banyak dari masyarakat, yang diduga mereka mengalami konflik, itu karena salah satunya adanya keberadaan Freeport. Menurut saya jadi harus dipertimbangkan betul, untuk memutuskan kelanjutan kerjasama," kata Nurcholis saat hadir sebagai pembicara kunci dalam acara bedah buku berjudul Menggugat Freeport: Suatu Jalan Penyelesaian Konflik karya Markus Haluk di gedung Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/11/2015).
Nurcholis mengatakan di atas segala kepentingan bangsa masih ada kepentingan masyarakat lokal yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang telah beroperasi sejak tahun 1967 tersebut.
Nurcholis menambahkan perlindungan HAM bagi masyarakat lokal juga harus diperhatikan.
"Karena bagi Komnas HAM perlindungan hak-hak masyarakat lokal itu sangat penting. Jadi kalau mau mengevaluasi apapun, mau ambil kebijakan itu yang harus dilihat adalah bagaimana praktik yang diambil selama ini, terutama praktik kepada masyarakat, itu saja tolak ukurnya," katanya.
Dia berharap dalam membahas kontrak karya Freeport di Papua nanti, pemerintah menempatkan kepentingan masyarakat terlebih dahulu.
"Menurut saya apapun kebijakan yang diambil kedepan, jangan hanya menempatkan kepentingan negara dalam tingkat elit. Tapi kita minta, apa tuh dan bagaimana kerja samanya dengan masyarakat. Apa dampak yang sudah mereka berikan di masyarakat. Nah itu item yang harus dievaluasi," kata Nurcholis.
"Sebagaimana diketahui, Komnas HAM juga kan terima pengaduan banyak dari masyarakat, yang diduga mereka mengalami konflik, itu karena salah satunya adanya keberadaan Freeport. Menurut saya jadi harus dipertimbangkan betul, untuk memutuskan kelanjutan kerjasama," kata Nurcholis saat hadir sebagai pembicara kunci dalam acara bedah buku berjudul Menggugat Freeport: Suatu Jalan Penyelesaian Konflik karya Markus Haluk di gedung Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/11/2015).
Nurcholis mengatakan di atas segala kepentingan bangsa masih ada kepentingan masyarakat lokal yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang telah beroperasi sejak tahun 1967 tersebut.
Nurcholis menambahkan perlindungan HAM bagi masyarakat lokal juga harus diperhatikan.
"Karena bagi Komnas HAM perlindungan hak-hak masyarakat lokal itu sangat penting. Jadi kalau mau mengevaluasi apapun, mau ambil kebijakan itu yang harus dilihat adalah bagaimana praktik yang diambil selama ini, terutama praktik kepada masyarakat, itu saja tolak ukurnya," katanya.
Dia berharap dalam membahas kontrak karya Freeport di Papua nanti, pemerintah menempatkan kepentingan masyarakat terlebih dahulu.
"Menurut saya apapun kebijakan yang diambil kedepan, jangan hanya menempatkan kepentingan negara dalam tingkat elit. Tapi kita minta, apa tuh dan bagaimana kerja samanya dengan masyarakat. Apa dampak yang sudah mereka berikan di masyarakat. Nah itu item yang harus dievaluasi," kata Nurcholis.
Komentar
Berita Terkait
-
Freeport Berhenti Beroperasi Sementara, Fokus Temukan 5 Karyawan yang Terjebak Longsor
-
Pemerintah Menang Banyak dari Negosiasi Freeport: Genggam 12 Persen Saham Hingga Pembangunan Sekolah
-
Tim Penyelamat Freeport Temukan Dua Korban Longsor, Pencarian 5 Pekerja Masih Berlanjut
-
Lowongan Kerja Freeport September 2025 dan Gaji Fantastis Penempatan Smelter Gresik
-
Freeport Berduka: Tim Penyelamat Terus Berjuang Temukan 5 Pekerja Tambang yang Hilang
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?