Suara.com - Pelaksana Tugas Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK), Johan Budi SP mengatakan, pihaknya tidak serta merta langsung menaikkan tingkat kasus dugaan korupsi terkait pengadaan lahan rumah sakit Sumber Waras, dari penyelidikan menjadi penyidikan. Pasalnya, KPK harus melihat dulu, apakah bukti yang diserahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah memenuhi unsur pidana korupsi atau tidak.
"Tidak selalu sesuatu yang ada di penyelidikan itu dinaikan ke tingkat berikutnya (penyidikan), kita harus dapatkan bukti permulaan terlebih dahulu," kata Johan di Gedung KPK Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa(8/12/2015).
Menurut Johan, selain menerima laporan dari BPK, pihak KPK juga sudah melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket) atas laporan dari masyarakat. Namun, dirinya menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kesimpulan, apakah penyelidikan akan dinaikan ke tahap selanjutnya.
"Sebenarnya, kota juga sedang melakukan pulbaket itu, tapi sampai sekarang belum ada kesimpulan. Jadi belum bisa dipastikan apakah ke tahap penyidikan, sekarang masih penyelidikan," kata Johan.
Sebelumnya, BPK sudah menyerahkan hasil audit terhadap pengadaan lahan Rumah Sakit Sumber Waras tersebut. Dalam laporan BPK tersebut disebutkan bahwa memang ada penyimpangan dilakukan oleh Pemerintahan provinsi DKI Jakarta dalam pengadaan lahan tersebut. Menurut BPK, akibat penyimpangan tersebut, negara diduga merugi hampir 191 miliar rupiah.
Tag
Berita Terkait
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
KPK Ungkap Alasan Penghentian Kasus Lahan RS Sumber Waras
-
Misteri Sumber Waras Berakhir: KPK Hentikan Penyelidikan, Gubernur Pramono Bisa Ambil Alih Aset
-
Dulu di KPK dan Pernah jadi Jubir Jokowi, Johan Budi Kini Jabat Komisaris Transjakarta
-
Wahyu Setiawan Akui Minta Eks Ketua KPU Bicara ke Johan Budi Soal Harun Masiku: Banyak Makelar
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!