Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan
Pelaksanaan pemilihan kepala daerah(Pilkada) serentak yang akan dilaksanakan Rabu besok (9/12/2015) diprediksi akan sarat dengan konflik. Hal disebabkan adanya penerapan sistem penyelenggaraan Pilkada satu putaran yang bisa berujung pada adanya perselisihan hasil pemilihan(PHP).
"Perselisihan hasil pemilihan dapat berpotensi menimbulkan konflik horizontal dan konflik vertikal. Karena banyaknya potensi gugatan dari pasangan yang kalah," kata Menteri Koordinator Bidang Politik dan Hukum, Luhut Bisar Pandjaitan usai bertemu dengan Ketua KPU, Husni Kamil Manik di Gedung Kemenko Polhukam Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa(8/12/2015).
Menurut data Kemenko Polhukam setidaknya ada delapan Provinsi yang dinilai potensi konfliknya tinggi. Kedelapan Provinsi tersebut tersebar dari Wilayah Timur hingga Wilayah Barat Indonesia.
"Ada Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Jawa Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Papua, dan Papua Barat," kata Luhut.
Namun, untuk mengantisipasi hal tersebut, Kemenko Polhukam yang bertanggung jawab untuk masalah keamanan terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait, baik di Pusat maupun daerah. Dan berdasarkan hasil koordonasi dengan Polri, TNI, Kemendagri, KPU, dan Bawaslu, baik di tingkat pusat maupun daerah ada sembilan indikator yang perlu diceramti. Dan itu berkaitan dengan kesiapan penyelenggara pilkada, sejarah konflik, potensi konflik pasangan calon, kepengurusan Parpol ganda, karakteristik masyarakat, gangguan ketertiban dan keamanan, batas wilayah, petahana dan anggaran.
"Pemerintah terus melakukan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan, guna mengantisipasi agar pelaksanaan Pilkada serentak berjalan damai," tutup Mantan Kepala Staf Kepresidenan tersebut.
Komentar
Berita Terkait
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Alasan Penggugat Minta Gibran Ganti Rugi Rp125 Triliun soal Ijazah SMA
-
Riwayat Pendidikan Gibran di KPU Jadi Sorotan, Masa SMA Ditempuh 5 Tahun
-
KPU Dikecam karena Rahasiakan Dokumen Capres-Cawapres: Langgar UU?
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang