Suara.com - Perilaku hakim Mahkamah Kehormatan Dewan yang telah mempertontonkan drama politik yang melelahkan selama satu bulan ini dinilai perlu dibenahi secara kelembagaan. Pasalnya, keanggotaan MKD yang berasal dari partai politik selalu potensial menimbulkan gejolak politik. Hal ini tentunya tidak sehat karena energi anak bangsa tersedot pada drama-drama politik yang terjadi.
Hal ini disampaikan oleh budayawan Romo Benny Susetyo, Kamis (17/12/2015). Menurutnya, MKD ke depan jangan lagi berasal dari anggota DPR. Hal ini agar tidak terjadi pertarungan politik seperti yang terlihat dalam realitas politik saat ini.
"Sidang kali ini proses pembelajaran. Karena MKD ini lembaga etik, maka ke depan harus ada kemauan (untuk) merevisi UU MKD biar tidak (ada) konflik interest," kata Romo Benny.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif Rumah Perubahan Renald Kasali menilai MKD tidak akan bekerja secara optimal jika diisi oleh anggota DPR sendiri. Kepentingan politik akan selalu membayangi para anggotanya karena yang harus diadili adalah teman sejawatnya sendiri di DPR. Terlebih jika harus mengadili pimpinan DPR. Yang akan terjadi adalah kegagapan.
"Bagaimana kalian mengadili teman-teman kalian? Badan Kehormatan atau sekarang jadi Majelis Kehormatan Dewan ini harus diisi oleh orang-orang luar. Yang independen," katanya.
Anggota Komisi III Taufiqulhadi sepakat dengan spirit tersebut. Namun, secara kelembagaan tidak bisa MKD diisi oleh orang dari luar. Sebab MKD adalah alat kelengkapan DPR.
Namun, Taufiq mengakui bahwa kisruh MKD selama sebulan ini disebabkan lemahnya integritas. Dalam situasi genting seperti kemarin misalnya, saat MKD harus mengadili ketua DPR, dia menganggap itu adalah ujian integritas para hakim MKD.
Namun faktanya, yang terjadi adalah akrobatik politik hingga beberapa anggota MKD mempertontonkan siasat politik yang tak patut. Oleh karenanya, menurut Taufiq, pemilihan anggota MKD yang notabene utusan-utusan dari masing-masing fraksi harus selektif.
"Menurut saya, kedepannya, fraksi yang ada di Senayan ini memilih orang yang akan diutus menjadi anggota MKD harus representatif secara moral. Mereka ini juga memiliki integritas yang tinggi, tidak boleh orang yang tidak memiliki integritas," kata politisi Aceh.
Dalam pandangan Taufiq, proses peradilan etik kemarin harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Menurutnya apabila MKD sebagai penegak kode etik anggota dewan diisi oleh orang yang kurang memiliki integritas maka MKD akan selalu masuk pada kubangan yang sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?