Suara.com - Junta militer memperpanjang masa kekuasaan di Thailand sampai 2017. Meski mereka menyebut ini bagian dari tahap reformasi 'fase dua'.
Kalangan militer akan memasuki kekuasaan keduanya setelah 2014 lalu mengkudeta pemerintah sipil pimpinan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Kudeta itu sebabkan isu korupsi dan nepotisme.
Dalam sebuah siaran televisi yang disiarkan langsung, Rabu (23/12/2015), junta militer mengatakan akan menyerahkan kekuasaan ke sipil pada Juli 2017. Nantinya akan digelar pemilihan umum, meski itu terus gagal.
Pimpinan Junta Militer, Prayuth mengatakan junta akan menyelesaikan masa reformasi.
"Kami telah satu tahun dan enam bulan tersisa mulai Januari 2016 sampai Juli 2017," katanya.
"Kita sedang memasuki fase dua sekarang."
Catatan Reuters, selama dipegang Junta Militer, perekonomian Thailand tergantung dengan ekspor. Di sisi lain pembangunan masih anjlok, bahkan rendah di Asia Tenggara.
Kepemimpinan pemerintahan Junta sangat militeristik dan 'keras'. Kebebasan pendapat dibungkam dan banyak orang ditangkap karena mengkritik pemerintah dan raja. Ini semua dikritik PBB dan negara barat dengan alasan melanggar HAM. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre
-
Saksi Ahli Pidana Kubu Nadiem Beberkan Empat Syarat Penetapan Tersangka