Suara.com - Lokasi wisata religi makam almarhum KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ditutup sementara, menjelang persiapan haul ke-6 Gus Dur yang berlangsung Sabtu (26/12/2015).
"Penutupan sementara kami lakukan sejak kemarin (Jumat, 25/12/2015). Kami sudah memberikan informasi ke peziarah, sebab persiapan untuk haul," kata Bagian Keamanan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Asnawi saat dikonfirmasi.
Ia mengatakan, penutupan itu dilakukan agar memudahkan pengamanan. Diharapkan, peziarah pun juga bisa memaklumi, sebab penutupan hanya dilakukan sementara. Eetelah kegiatan haul selesai, lokasi makam akan segera dibuka untuk umum.
"Penutupan singkat, nanti setelah Pak Jusuf Kalla pulang dan haul selesai, peziarah bisa kembali berkunjung," jelasnya.
Saat libur panjang, sekitar 5.000 peziarah datang ke makam di areal PP Tebuireng, Jombang tersebut. Selain dimakamkan Presiden ke-4 RI Gus Dur, di lokasi makam itu juga terdapat makam pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Ashari, Menteri Agama pertama KH Wahid Hasyim, dan sejumlah tokoh agama.
Jumlah kunjungan saat hari libur panjang meningkat sampai lima kali lipat dibandingkan dengan di hari biasa yang hanya sekitar 1.000 pengunjung. Mereka berziarah sekaligus kirim doa di makam.
Untuk saat ini, di PP Tebuireng Jombang sejumlah kegiatan untuk peringatan wafatnya Gus Dur itu sudah dilakukan, yaitu khataman Kitab Suci Al- Quran. Kegiatan itu diikuti para santri dan masyarakat umum.
Kegiatan khataman itu diselenggarakan di lokasi masjid yang ada di dalam pondok. Seluruh masyarakat dan santri dengan tertib mengikuti kegiatan tersebut. Selain khataman, sejumlah persiapan lain juga dimaksimalkan, seperti penataan lokasi.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla direncanakan langsung singgah di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, setelah mengadakan kunjungan kerja di sejumlah lokasi di Jatim.
"Beliau setelah turun dari helikopopter langsung menuju ke Tebuireng dan istirahat," ujar Asnawi.
Sesuai dengan rencana, JK menghadiri acara haul tersebut dan akan memberikan sambutan. Selain Wapres, sejumlah menteri dijadwalkan juga menghadiri kegiatan tersebut seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Sejumlah ulama juga memastikan hadir di antaranya Pengasuh PP Al Anwar Sarang Rembang KH Maimun Zubair, KH Jamaluddin Ahmad, dan sejumlah kiai lainnya. Jajaran pejabat tingkat provinsi juga dipastikan hadir seperti Gubernur Jatim, Pangdam V/Brawijaya, Kapolda Jatim, dan sejumlah tokoh lainnya.
Namun, untuk keluarga Gus Dur, yaitu istri Gus Dur, ibu Sinta Nuriyah Wahid belum memastikan hadir. Hal itu disebabkan di Jakarta juga ada acara serupa haul Gus Dur.
Sementara itu, pengamanan Kepolisian Resor Jombang terkait dengan kunjungan Wapres JK dan pengamanan haul maksimal. Polres Jombang menerjunkan sebanyak 750 personel yang ditempatkan di seluruh lokasi, seperti di dalam pondok, maupun tempat parkir serta pengamanan jalur yang akan dilalui rombongan pejabat negara.
KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur adalah tokoh besar NU yang lahir Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940. Ia meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun. Bersama Amien Rais, Megawati Soekarnoputri, dan Sri Sultan Hamengkubowono IX, Gus Dur mencuat sebagai salah satu tokoh utama Reformasi 1998 yang mengakibatkan kejatuhan Presiden Seoharto. Gus Dur akhirnya diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999.
Sayangnya kekuasaan Gus Dur tak berlangsung lama akibat pergolakan politik nasional yang hebat di awal masa Reformasi. Pada Juli 2001, Gus Dur memberlakukan Dekrit Presiden yang membubarkan MPR/DPR. Sayangnya Dekrit ini gagal karena tak mendapat dukungan dari militer. Akhirnya pada 23 Juli 2011, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dari jabatannya sebagai Presiden RI.
(Antara)
Berita Terkait
-
Dicap Congkak, Bekas Ajudan Gus Dur Ceramahi Anak Menkeu Purbaya: Siapa yang Ajari Kamu Jumawa Nak?
-
4 Sindiran Legendaris Gus Dur ke DPR yang Makin Relevan: dari Anak TK Sampai Profokator!
-
Selama Koruptor Gerak Bebas, Gus Dur Pernah Sebut Demokrasi di Indonesia Cuma Omongan Goblok
-
Yenny Wahid Bakal Tolak jika Ditawari Jabatan Komisaris BUMD DKI, Ini Alasannya
-
Gus Dur Pasti Murka! Yenny Wahid Ungkit Pelengseran Ayahnya, Sentil DPR Soal Fasilitas Mewah
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal