Suara.com - Dewan Kerjasama Teluk (GCC), kelompok kerajaan Arab Sunni, pada Sabtu (9/1/2016) menyatakan "dukungan mutlak" untuk Arab Saudi dalam sengketa diplomatiknya dengan Iran, yang dikuasai Syiah.
GCC dengan tegas mengutuk serangan terhadap perwakilan diplomatik Saudi di Iran, kata pernyataan, mengacu pada perusakan terhadap kedutaan dan konsulat Riyadh oleh pengunjuk rasa, yang marah atas hukuman mati terhadap pembangkang dan ulama terkemuka Syiah.
Pernyataan itu muncul menyusul pertemuan luar biasa tingkat menteri dari kelompok beranggotakan enam negara itu, mengutuk campur tangan Iran dalam urusan Saudi atas kecaman terhadap hukuman mati Nimr al-Nimr sepekan lalu.
Dikatakannya, kritik Teheran secara langsung menghasut serangan menyasar perwakilan diplomatik Saudi.
GCC "mendukung sepenuhnya keputusan yang diambil oleh Arab Saudi untuk memerangi terorisme" dan "memiliki kepercayaan menyeluruh atas kebebasan dan integritas peradilan Saudi".
Nimr adalah seorang ulama yang sangat dihormati di masyarakat Syiah Arab Saudi yang berada di balik demonstrasi yang menyerukan untuk pemeliharaan yang lebih baik bagi kaum minoritas, tapi dia dieksekusi karena terorisme.
Kematiannya memicu demonstrasi anti-Arab di tempat lain di dunia Syiah, termasuk serangan di Iran. Riyadh dituduh membungkam kritik dengan membunuh dia.
Kelompok GCC terdiri dari Bahrain, Kuwait Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Dalam menanggapi kejadian Iran, Riyadh dan Bahrain, dengan mayoritas penduduknya adalah warga Syiah, memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran. Kuwait menarik duta besarnya, Uni Emirat Arab mengurangi hubungan diplomatiknya, kemudian Oman dan Qatar mengutuk serangan.
Mereka pada Sabtu mengancam "mengambil langkah lain melawan Iran jika terus melakukan serangan", tanpa menyebutkan wujud tindakan itu.
(Antara)
Berita Terkait
-
TOURISE 2025 Dibuka di Riyadh: Menteri Pariwisata Arab Saudi Bicara Inovasi dan Kolaborasi
-
Jejak Gurun dengan Wajah Futuristik, Pilihan Wisata Arab Saudi Kini Tak Hanya Ibadah
-
39 Atlet Indonesia Ikuti Islamic Solidarity Games 2025 di Arab Saudi, Ada Balap Unta
-
EA Akui Risiko Penjualan Ratusan Triliun ke Arab Saudi, Pertahankan Kendali Kreatif
-
Saber Kazemi Alami Mati Otak, Federasi Voli Iran Minta Doa
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta