Suara.com - Fraksi PKS DPR meminta pemerintah segera menyodorkan rancangan Undang-Undang Nomor 15/2003 tentang Tindak Pidana Terorisme ke DPR agar bisa masuk ke Program Legislasi Nasional 2016.
"Jika sudah masuk daftar prioritas, DPR dan pemerintah akan berkomitmen untuk menyegerakan pembahasan paling tidak selama tiga sampai enam bulan ke depan," kata Sekretaris Fraksi PKS Bidang Politik Hukum dan Keamanan Nasir Djamil di DPR, Rabu (20/1/2016).
Anggota Komisi III mengatakan rencana pemerintah mengajukan revisi UU terorisme sudah muncul sejak 2010 lantaran UU terorisme yang ada dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
"Lambatnya perjalanan revisi UU antiterorisme tidak berbanding lurus dengan meluasnya aksi dan jaringan terorisme yang terjadi. Sehingga revisi ini perlu disesuaikan dengan perkembangan yang ada," tuturnya.
Anggota Fraksi di Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq menambahkan sebelum melakukan revisi, pemerintah harus mengevaluasi kinerja aparat keamanan dan kementerian terkait. Sebab, UU yang ada sekarang belum dilaksanakan dengan baik.
"Sebelum revisi, evaluasi penanggulangan terorisme dan pelaksanaan UU terorisme selama ini seperti apa," katanya.
"Bila dalam evaluasi itu ditemukan bahwa kelemahannya ada di implementasi maka itu yang harus diperbaiki. Namun kalau implementasi sudah maksimal namun kewenangannya masih terkendala aturan maka silakan (revisi)," tambah Mahfudz.
Kisah Pertemanan Jessica, Hani, Mirna Sampai Kopi Maut Merenggut
Pengacara Bantah Kematian Mirna Dilatari Cinta Segitiga
Misteri Siapa Meracuni Mirna, Jessica: Entar Pasti Terungkap
Polisi: Harusnya Jessica Sedih Kalau Jenazah Mirna Dirobek Lagi
Rhoma Duet Bareng Ridho Nyanyikan Lagu Buat Rika Rahim
Pembunuh Rhoma Irama Serahkan Diri Ke Polisi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026