Suara.com - Perang melawan ISIS di Irak dan Suriah kini makin terfokus, yakni menghancurkan tempat-tempat yang dijadikan gudang penyimpanan uang kelompok tersebut.
ISIS diketahui mengumpulkan jutaan dolar dalam bentuk mata uang lokal di Irak dan Suriah. Sebagian besar uang tersebut datang dari hasil penjualan minyak.
Kolonel Steve Warren, juru bicara koalisi pimpinan Amerika Serikat yang memerangi ISIS sejak bulan Agustus 2014 di Baghdad, Irak, mengatakan bahwa sembilan serangan di Irak dan Suriah dalam beberapa bulan terakhir telah berhasil menghancurkan puluhan juta dolar uang ISIS.
"Menghancurkan tempat-tempat penyimpanan uang tunai bertujuan menyakiti musuh kita," kata Warren di Pentagon.
"Mereka beroperasi dengan uang tunai; tidak ada sistem kredit dalam ISIL," sambungnya, menggunakan nama sebutan lain bagi ISIS.
Militer Amerika Serikat pernah merilis beberapa video yang menampilkan serangan udara terhadap fasilitas penyimpanan uang ISIS. Dalam salah satu video penyerangan di sebuah gedung di Mosul, tampak kepulan asap tebal disertai serpihan-serpihan yang diyakini sebagai uang kertas beterbangan di udara, menyusul pengeboman terhadap gedung tersebut.
Warren mengatakan, pasukan koalisi pimpinan AS kembali menghantam sebuah fasilitas penyimpanan uang di Mosul, Irak, hari Senin lalu.
Ia mengatakan, penyerangan terhadap gudang uang, juga truk-truk pengangkut minyak milik ISIS, menyakiti keuangan ISIS. Mengutip sebuah laporan pers, Warren menyebut bahwa para petinggi ISIS terpaksa memotong gaji para tentaranya hingga separuh.
Warren mengklaim, jumlah warga sipil yang tewas dalam serangan ke gudang uang ISIS amat kecil, yakni kurang dari 10 orang.
Kampanye perang melawan ISIS yang dilancarkan Pentagon selama ini dianggap kurang efektif dan lamban. Oleh karena itu, mereka mempertimbangkan untuk menghantam target-target yang lebih luas, kendati meningkatkan potensi jatuhnya lebih banyak korban sipil.
"Salah satu beban dari komando adalah untuk membandingkan nilai dari sebuah target militer dengan kemungkinan jatuhnya korban jiwa warga sipil," terang Warren.
"Ini adalah keputusan berat yang harus diambil para komandan," pungkasnya.
Menteri Pertahanan AS Ashton Carter, pada Rabu (20/1/2016) menemui para menteri pertahanan dari negara yang tergabung dalam koalisi anti-ISIS. Dalam pertemuan itu, mereka sepakan bahwa fase operasi berikutnya adalah untuk menyerang ibu kota de facto ISIS di Raqqa, Suriah, dan Mosul, Irak. (Al Arabiya)
Tag
Berita Terkait
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
-
Nasib Tragis Tiga Remaja Inggris yang Menjadi Pengantin ISIS
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO