Suara.com - Ketua Tim Pengawas Intelejen Mahfudz Siddiq menyatakan langkah pertama yang akan dilakukan tim pengawasan ini adalah melakukan sosialisasi. Tujuannya ada kekompakan dan persamaan persepsi tentang tupoksi tim pengawas ini.
Tim pengawas ini diresmikan dan dilantik dalam rapat paripurna Selasa (26/1/2016) kemarin. Ada empat belas orang yang berasal dari 10 Fraksi di Komisi I duduk menjadi perwakilannya. Mereka bertugas sesuai dengan UU 17/2011 tentang Intelejen.
"Pertama kami akan sosialisaiskan kembali UU intelejen, tatib DPR tentang cara kerja timwas intelejen ini sehingga semuanya memahami. Kedua, kami akan komunikasi dengan penyelenggara intelejen negara, yang bukan hanya BIN atau badan intelejen negara, untuk kita bisa punya persepsi pemahaman yang sama. Itu penting. Agar masing-masing pihak ada standing postition dan punya tupoksi secara baik," kata Mahfudz di Gedung DPR, Kamis (28/1/2016).
Mahfudz menerangkan tidak ada target khusus dari kinerja Timwas ini. Apalagi skala prioritas dalam melaksanakan tugasnya.
Timwas ini hanya bekerja sebagai fungsi pengawasan. Maksudnya, hanya sebagai tim pengawas internal untuk penyelenggara intelejen ketika ada tugas keintelejenan yang berjalan tidak sesuai dengan azas akuntabilitas, penghormatan hukum, demokrasi dan HAM. Sehingga keraguan akan kebocoran data intelejen tidak akan terjadi.
"Tim pengawas ini bekerja saat ada indikasi penyalahgunaan kewenangan, atau pelanggaran perundang-undangan yang dilakukan oleh intelejen, baik secara kelembagaan atau secara oknum aparat," kata Politisi PKS ini.
Mahfudz menjelaskan Tim Pengawas ini bermitra hanya bermitra kepada Badan Intelejen Negara (BIN). Hal itu sesauai dengan aturan perundangan-undangan.
Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada kesinambungan untuk institusi intelejen lain, mengingat kepolisan, Kejaksaan, atau TNI, dan sebagainya, juga memiliki satuan intelejen masing-masing.
"Jadi tim pengawas ini hanya untuk BIN, tapi sangat mungkin pelaksanaan fungsi-fungsi intelejen (institusi lain) punya keterkaitan satu sama lain, karena mereka punya satu tujuan, kepentingan negara," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim pengawas Intelejen TB Hasanuddin menegaskan, tim ini pengawas ini bekerja di bawah sumpah untuk menjaga kerahasianya. Selain itu, tim ini bekerja mengawasi kinerja aparatur BIN dalam bertugas, bukan aparat intelejen lainnya.
"Pengawasan intelejen yang dimaksud ini hanya menyangkut aparatur BIN dalam melaksanakan tugasnya, bukan aparat intelejen lainnya," kata Hasanuddin.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Setelah Namanya Disebut di Sidang, Bupati Pati Sudewo Akhirnya 'Menghadap' KPK
-
Aksi Cabul Disebar ke Situs Porno, Eks Kapolres Ngada Predator Seks Anak Dituntut 20 Tahun Bui
-
Viral Aksi Perpeloncoan Mahasiswa Baru Diduga Kampus Unsri, Dipaksa Cium Teman
-
Said Didu Bongkar Sinyal Keras Jokowi ke Prabowo: Ancaman 'Paket Maut' dan Kunci Tiket 2 Periode
-
Pusing hingga Muntah, Dinkes Garut Ungkap 600 Siswa Keracunan MBG: Alhamdulillah Semua Sudah Sehat
-
Geger Riwayat Pendidikan Gibran: Data KPU vs Setneg Bikin Geleng-geleng, S1 Dulu Baru Setara SMK?
-
Gugatan Rp125 Triliun Lanjut ke Mediasi, Gibran Bakal Hadir?
-
Geram Bunyi Tet Tok Wuk Wuk, DPR ke Polisi: Stop Kawal Artis-Selebgram, Presiden Saja yang Boleh!
-
Geger Penemuan Mayat Anak 8 Tahun di Kos Penjaringan: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Analisa Panas Ade Armando: PDIP, Anies dan Demokrat Otaki Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dendam Politik?