Suara.com - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor, Dodi Achadiyat menyebutkan, sebanyak 10 persen data kependudukan warga Kota Bogor, Jawa Barat, bermasalah dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
"10 persen dokumen kependudukan warga Kota Bogor bermasalah dengan NIK," kata Dodi di Bogor, Kamis (4/2/2016).
Dodi mengatakan, NIK bermasalah tersebut seperti ada warga yang belum memiliki NIK karena tidak pernah melakukan pelayanan dokumen kependudukan, atau karena sudah meninggal dunia, memiliki NIK ganda, dan satu nomor induk memiliki dua nama.
"Ada yang punya NIK tetapi ganda, ada (juga) satu nomor tapi dimiliki dua orang," katanya.
Menurut Dodi, NIK yang bermasalah ini mempengaruhi dokumentasi kependudukan Kota Bogor, terutama dalam penyaluran Kartu Indonesia Sehat (KIS) Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah daerah bersama BPJS Kesehatan.
"NIK diperlukan untuk mendistribusikan KIS-PBI, karena tanpa NIK tidak bisa dilacak identitas kependudukan," katanya.
Dodi pun mengatakan bahwa penduduk Kota Bogor tidak akan memiliki NIK kalau tidak mengurus dokumentasi kependudukan di Disdukcapil. Dikatakannya, berdasarkan data dari perekaman, terdapat 641.377 jiwa yang memiliki NIK dari 778.664 jiwa wajib KTP.
"Hasil rekaman data kependudukan per Desember 2015, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 984.060 jiwa, terdiri atas 501.165 orang laki-laki dan 482.895 orang perempuan," katanya.
Dodi mengatakan, pihaknya akan melakukan inventarisasi dan merekam ulang data kependudukan Kota Bogor, agar semua warga yang wajib ber-KTP sudah memiliki NIK. Ini akan dilakukan bersama Dinsosnakertrans, pada bulan Februari dan Juni tahun ini.
Pada tahun 2016 ini, lanjut Dodi, Disdukcapil Kota Bogor sendiri telah memiliki mobil layanan KTP keliling yang akan melayani di pusat-pusat keramaian seperti mall. Disdukcapil Bogor juga memperluas layanan dengan menyediakan akses layanan kependudukan di setiap kecamatan.
"Kami mengajak masyarakat untuk melengkapi data kependudukannya, agar hal-hal yang berkaitan dengan bantuan pemerintah ini bisa tersalurkan kepada masyarakat secara tepat sasaran," katanya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Tolak Komisi 10 Persen, URC Bergerak Awasi Perpres Ojol: Harus Adil, Jangan Timpang!
-
OTT Bupati Ponorogo: Segini Total Kekayaan Sugiri Sancoko yang Terungkap!
-
OTT Ponorogo: KPK Bawa Orang Kepercayaan Bupati Sugiri Sancoko ke Jakarta
-
Tragis! Aksi Heroik Berujung Maut, Hansip di Cakung Jaktim Tewas Didor Maling Motor
-
PDIP Sindir Pemimpin Fasis dan Zalim Lewat Tokoh Wayang Prabu Boko, Siapa Dimaksud?
-
SMAN 72 Dijaga Ketat Pasca Ledakan, Polisi Dalami Motif Bullying
-
Kapolri Aktif dan Mantan Masuk Daftar Anggota Komisi Reformasi Polri, Prabowo Ungkap Alasannya
-
Nekat Tabrak Maling Bersenpi usai Kepergok Beraksi, Hansip di Cakung Jaktim Ditembak
-
Ketua MPR Ahmad Muzani Prihatin Ledakan di SMAN 72: Desak Polisi Ungkap Motif
-
Kena OTT Bareng Adik, Ini Identitas 7 Orang yang Dicokok KPK Kasus Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko