Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta Bank Dunia untuk mempercepat pelaksanaan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI), agar bencana banjir bisa ditanggulangi.
"Kami sudah minta ke Bank Dunia supaya mempercepat proyek JEDI, mengingat ada sebanyak 1.058 saluran penghubung yang tersebar di wilayah Jakarta," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2016).
Menurut Ahok, proyek JEDI merupakan salah satu upaya untuk mengurangi banjir di ibu kota. Konsep JEDI sendiri yakni membagi rata air yang mengalir di ibu kota, sehingga tidak bertumpu pada satu titik saja.
"Dengan cara tersebut, banjir dapat dikendalikan, dan genangan air atau banjir pun bisa lebih cepat surut. Makanya, kami minta supaya proyek itu juga dilakukan lebih cepat," ujar Ahok lagi.
Ahok menuturkan bahwa di Jakarta terdapat 13 sungai besar. Dari 13 sungai itu, Bank Dunia bertanggung jawab melakukan pengerukan terhadap lima sungai. Sementara sisanya dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera).
"Melalui Dinas Tata Air, kami juga terus melakukan pengerukan terhadap semua saluran air yang ada, sehingga semua saluran terbuka dan air dapat mengalir dengan lancar," tambahnya.
Untuk diketahui, proyek JEDI terbagi menjadi tujuh paket. Paket 1 yaitu Sungai Ciliwung, Gunung Sahari dan Waduk Melati (termasuk Kali Gresik dan Kali Cideng Hulu). Paket itu dikerjakan oleh Dinas Tata Air DKI Jakarta.
Paket ke-2 terdiri dari dua subpaket, yakni 2A Cengkareng Drain dan 2B Kali Sunter Hilir. Keduanya dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian PU-Pera.
Paket 3 yaitu Kali Cideng, Thamrin, yang dikerjakan oleh Ditjen SDA Kementerian PU-Pera. Sementara Paket 4 yakni Kali Sentiong Sunter, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan dan Waduk Sunter Timur III yang dikerjakan oleh Dinas Tata Air DKI Jakarta.
Adapun Paket 5 yaitu Kali Tunjangan dan Kali Angke Bawah yang dikerjakan oleh Ditjen SDA Kementerian PU-Pera, sedangkan Paket 6 yakni Kanal Banjir Barat dan Kali Sunter Hulu, dikerjakan oleh BBWSCC di bawah Ditjen SDA Kementerian PU-Pera. Terakhir, Paket 7 yaitu Kali Grogol Sekretaris, Kali Jalekang-Pakin-Kali Besar dan Kali Krukut Cideng (termasuk Kali Krukut Lama), dikerjakan oleh Dinas Tata Air DKI Jakarta. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Siap Diperiksa Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo Cs Yakin Tak Ditahan: Silfester Saja Masih Bebas!
-
Pulihkan Nama Baik, Presiden Prabowo Beri Rehabilitasi Dua Guru Korban Kriminalisasi Asal Luwu Utara
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?