Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan pemerintah sudah mengambil langkah tepat dalam menangani permasalahan mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara yaitu memulangkan mereka ke tanah asal.
"Gafatar ini pada tahap yang perlu dicermati. Pemerintah sudah hadir dengan memulangkan ke daerah asal supaya tidak ada bentrok di daerah," kata dia.
Sebelumnya, ribuan mantan anggota Gafatar dipaksa meninggalkan Kalimantan Barat dengan berbagai cara, bahkan sampai membakar rumah mereka yang sudah ditempati bertahun-tahun.
Terkait warga yang masih menganut paham Gafatar yang selama ini dianggap MUI sesat, Tjahjo mengatakan akan membina mereka.
"Apa yang diyakini eks Gafatar kan perlu waktu," tutur Tjahjo.
Pemerintah pusat, katanya, telah menginstruksikan pemerintah daerah untuk menjemput mantan anggota Gafatar dari tempat pembinaan yaitu asrama haji di daerah.
"Saya kira kami sudah kirimkan radiogram ke gubernur, bupati, wali kota, untuk menjemput mereka dari pemulangan. Sosialisasikan dengan daerah untuk membina, karena ini sudah masuk ke frase yang krusial. Frase recruitment tertutup, juga sudah masuk fase terbuka dan juga fase hijrah dari daerah asal hijrah ke daerah," kata Tjahjo.
Terkait Surat Keputusan Bersama mengenai legalitas keberadaan Gafatar, Tjahjo mengatakan itu sedang dibahas.
"Lagi dibahas dengan tim dan masih ada lima ribu lebih orang di Kalimantan Tengah (pengikut Gafatar), saya kira perlu waktu dengan baik, mudah-mudahan masyarakat bisa menerima, tinggal memulihkan memberikan kesadaran. Tokoh tokoh agama juga harus hadir," katanya.
Tim yang dimaksud adalah Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat yang beranggotakan perwakilan Kejaksaan Agung, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, kepolisan, TNI, dan BIN.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO