Suara.com - Pemerintah Kota Tangerang, Banten, meminta pelimpahan aset Jalan HOS Cokroaminoto di Ciledug dari Provinsi Banten, terkait akan dibangunnya jalan layang busway.
"Saya sudah komunikasikan dengan Gubernur Banten, Rano Karno, agar aset jalan HOS Cokroaminoto di Ciledug bisa diserahkan kepada jalan kota," kata Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah di Tangerang, Rabu (2/3/2016).
Hal ini dilakukan karena Amdal dan studi kelayakan mengenai elevated busway telah selesai 100 persen. Dengan begitu Pemprov DKI Jakarta bisa melanjutkan pembangunan yang kini sudah
mencapai daerah perbatasan.
Tujuannya, kata dia, agar Pemprov DKI Jakarta memiliki kemudahan dalam pembangunan Elevated Busway. Setelah selesai, maka akan dihibahkan kepada Pemkot Tangerang.
"Jika aset jalan tersebut masih mengalami kendala, maka akan berimbas pada pembangunan elevated busway yang telah siap saat ini," paparnya.
Nantinya, jika pembangunan elevated di Hos Cokroaminoto telah selesai, maka akan dilanjutkan hingga ke Poris Plawad.
"Kita inginnya pembangunan tak terkendala. Sebab, semuanya sudah siap," paparnya.
Arief juga meminta Pemprov Banten lebih bijak dalam pemberian bantuan kepada kabupaten/kota. Sebab, terkait masalah ini perlu adanya bantuan keuangan dari Provinsi Banten.
"Meski di Kota Tangerang sudah dapat bantuan dari DKI Jakarta tetapi Pemprov Banten harus juga membantu karena ini bagian dari wilayah Provinsi," ujarnya.
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang Said Endrawiyanto menjelaskan, pembangunan jalur layang atau elevated busway rute Ciledug-Poris direncanakan dibangun mulai tahun ini.
DED (Detail Engineering Design) yang meneruskan dari Puri Beta hingga Poris dalam tahap finalisasi setelah sebelumnya pada tahun lalu gagal karena waktu yang terbatas.
"Kita targetkan tahun ini sudah mulai pembangunan fisiknya oleh Pemprov DKI Jakarta. Sebab untuk amdal dan FS telah selesai," ujarnya.
Nantinya, pembangunan elevated busway tersebut akan dibagi dalam dua tahap yakni mulai dari Kampus UBL hingga CBD Ciledug. Setelah dilanjutkan hingga Terminal Poris Plawad dengan
total panjang secara keseluruhan mencapai 12 kilometer. (Antara)
Berita Terkait
-
Halte Transjakarta Senen Sentral Berganti Nama Jadi Jaga Jakarta
-
Halte Senen Sentral Berganti Nama Jadi Jaga Jakarta: Apa Maknanya?
-
Diresmikan Hari Ini, Halte Jaga Jakarta Sisakan Jejak Peristiwa Unjuk Rasa
-
Transjakarta Sengaja Pamerkan Tiang Sisa Pembakaran Halte Senen, Pramono Jamin Tetap Aman
-
Pramono Anung Ungkap Perbaikan Lift dan JPO Halte Polda dan Senen yang Terbakar Capai Rp20 Miliar
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Keterlibatan Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji Mulai Terlihat, Kini Ngaku Sebagai Korban
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang
-
Prabowo Dinilai Kian Objektif Pilih Menteri, Efek Kritik Publik dan Gejolak Demo
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan
-
Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD: Bersih Tapi Tak Paham Birokrasi, Rektor Se-Indonesia Sampai Curhat