Suara.com - Diskusi terhadap kebijakan blur atau sensor gambar pada tayangan acara Malam Penobatan Puteri Indonesia di salah satu stasiun televisi swasta masih hangat.
Peneliti Kebijakan Publik dari Saiful Mujani Research and Consulting Saidiman Ahmad menilai kebijakan stasiun TV tersebut tak lepas dari ulah Komisi Penyiaran Indonesia.
"Karena ada larangan KPI, jadi mereka (media) buat sensor sendiri, jadi muncul kesadaran untuk menjaga moral maka dilakukan sensor," ujar Saidiman di gedung LBH Jakarta, Rabu (2/3/2016)
Pengebluran tayangan, katanya, untuk menghindari agar tidak ditegur KPI.
"Mungkin ada doktrin semacam seperti saat Orde Baru. Media harus menjaga moralitas agar tidak boleh menayangkan yang merusak moral. Media televisi juga takut mendapat teguran KPI yang dianggap bahaya bagi media tersebut," katanya.
Saidiman sampai sekarang masih tidak habis pikir tayangan Putri Indonesia yang tengah mengenakan kebaya diblur.
"Itu kelihatan bodoh, masa pakai kebaya saja disensor. Kita punya identitas sendiri yang harus dilestarikan," kata Saidiman.
Saidiman juga mempersoalkan surat edaran KPI untuk melarang tayangan di TV atau radio yang mereka anggap mempromosikan LGBT.
"Kalau pria nggak boleh keperempuan-keperempuanan definisi gimana? kan itu multi definisi (edaran KPI)," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Cegah Penyalahgunaan, MKD Pangkas Titik Anggaran Reses Anggota DPR Menjadi 22
-
Sanjungan PSI Usai Prabowo Putuskan Siap Bayar Utang Whoosh: Cerminan Sikap Negarawan Jernih
-
Rumah Dijarah, MKD Pertimbangkan Keringanan Hukuman untuk Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya
-
Tertangkap! 14 ABG Pelaku Tawuran di Pesanggrahan Jaksel Bawa Sajam hingga Air Cabai
-
Bukan Penipuan! Ternyata Ini Motif Pria Tabrakan Diri ke Mobil di Tanah Abang
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan