Suara.com - Sejak muncul Uber dan Grab Car di Jakarta sekitar tujuh bulan yang lalu, penghasilan sebagian sopir taksi konvensional menurun drastis. Uber dan Grab Car merupakan kendaraan pelat hitam yang dipakai untuk taksi dengan layanan pemesanan via online.
Benni Hidayat (40), pengemudi taksi Ekspress, mengatakan sekarang ini penghasilan sehari tidak cukup untuk menafkahi anak dan istri di rumah, bahkan dia sering nunggak setoran.
Padahal, kata dia, sebelum Uber dan Grab Car, paling sedikit, Benny bisa bawa pulang rata-rata 300 ribu rupiah sehari.
"Sengsara kami sekarang mas, ini sejak Uber dan Grab itu muncul, jarang bawa uang pulang, kalaupun bawa, biasanya uang setoran yang tidak kita setor, ngutang ke kantor. Padahal dulu, setidaknya saya bawa pulang 300 ribu rupiah," kata Benni kepada Suara.com di Monumen Nasional, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (22/3/2016).
Gara-gara nafkah menurun, Benny sekarang mengaku memiliki hutang ke kantor sebesar Rp7 juta.
"Tiga bulan terakhir ini, saya sudah hutang tujuh juta rupiah ke kantor mas, ya gimana, hasil saya cuma 200 ribu rupiah sehari, itu belum dipotong setoran dan bensin," kata Benni.
Benni mengatakan harga yang ditawarkan Uber dan Grab Car kepada penumpang lebih murah dibandingkan taksi konvensional. Itu sebabnya, banyak pelanggan lari ke dua produk itu.
"Mereka tawarkan harga murah, karena mereka tidak bayar ini dan itunya, kalau kita yang mengikuti mereka, ya nggak bisa makan mas, setoran berapa, pajak, bahan bakar, izin, dan lain-lain, ya pemerintah harus adil dong, berlakukan aturan kepada mereka juga," kata Benni.
Demonstrasi sopir taksi konvensional hari ini untuk menuntut pemerintah membekukan aplikasi Uber dan Grab Car. Aksi diwarnai kekerasan di sejumlah tempat di Ibu Kota Jakarta.
Aksi mogok dan unjuk rasa sopir angkutan umum dilakukan karena mereka menilai pemerintah tidak tegas untuk membekukan aplikasi Uber dan Grab Car. Kedua produk tersebut mereka anggap melanggar Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, salah satu poin yang mereka soroti ialah penggunaan mobil berpelat hitam sebagai kendaraan umum.
Istana menanggapi aksi hari ini. Juru bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi, menyayangkan penyampaian aspirasi diwarnai aksi kekerasan. Presiden meminta aparat keamanan menindak mereka yang anarkis dan merugikan orang lain.
Mengenai tuntutan sopir, Menkominfo Rudiantara dan Menhub Ignasius Jonan sudah diminta untuk menjembatani antara taksi konvensional dengan taksi online. Saat ini, proses penanganan sedang berjalan. Teknologi tidak bisa ditolak, tetapi harus diakomodir. Tetapi, harus ada jalan tengah dan sesuai koridor hukum untuk menanganinya. (Dian Rosmala)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor