Suara.com - Dalam waktu dekat, DPD Partai Hanura DKI Jakarta mendeklarasikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akan maju lagi ke Pilkada Jakarta tahun 2017 bersama Heru Budi Hartono melaui jalur independen. Langkah ini menyusul Partai Nasional Demokrat yang sudah lebih dulu mendukung Ahok.
"Saya ucapkan selamat deh buat Pak Ahok, semoga lancar deklarasinya," ujar Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra Syarif.
Di tengah menguatnya dukungan, Syarif berharap kepada Ahok agar jangan melontarkan pernyataan-pernyataan yang kemudian mengundang pro dan kontra tentang partai politik.
"Tetapi saya tetap mengimbau Ahok tidak menebar pikiran sesat soal parpol yang mendukung dia dan yang tidak mendukung dia. Kemarin kan dia bilang semakin banyak parpol mendukung semakin tinggi kepercayaan rakyat terhadap parpol," ujarnya.
"Hari ini nambah lagi, dia katakan parpol pendukung dia akan menang Pemilu 2019. Gimana logikanya Bro Ahok? Masa iya begitu? Emang dia mau jadi vote geter atau jurkam parpol itu saat kampanye 2019?" Syarif menambahkan.
Deklarasi dukungan Hanura buat Ahok dan Heru rencananya dilakukan siang ini di kantor DPP Partai Hanura, namun kabar terakhir akan diundur sampai akhir pekan.
Walau partai yang dipimpin Wiranto belum deklarasi, mereka sudah menunjukkan dukungan. Misalnya akan menyingkirkan kader yang menolak mendukung Ahok.
Sejauh ini, kandidat yang masuk kategori paling siap baru Ahok dan Heru. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, seperti Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Adhyaksa Dault, Ahmad Dani, Hasnaeni Moein, dan Muhamad Idrus masih melobi sana-sini untuk mendapatkan dukungan dari partai politik.
Berita Terkait
-
Gara-gara Terlalu Dekat Mega, Ahok Ngaku Dimarahi Politisi PDIP
-
Dhani Tuding Parpol Pendukung Ahok Penjilat, Ini Kata Kapolri
-
Usai Ketemu Kapolda, Kapolri: Jakarta Memanas Jelang Pilkada
-
Lelang Buku Megawati Laku Rp2,2 Miliar, Ahok Tak Boleh Ikut
-
Megawati Mengaku Heran Kenapa Ahok Ikut Datang ke Acaranya
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO