Suara.com - Lelang buku berjudul Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat di gedung Arsip Nasional, nomor 111, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2016) malam, menghasilkan nilai yang fantastis.
"Ini ternyata lebih dari target (awal). Terkumpul dua miliar 275 juta rupiah," ujar Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di lokasi.
Nilai tersebut melampaui patokan Megawati sebelumnya yaitu Rp2 miliar.
Dalam acara lelang tadi, sebanyak 27 tokoh ikut berpartisipasi.
Lucunya, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang juga hadir di acara tak boleh ikut lelang oleh Megawati. Tapi, Megawati membolehkan Ahok untuk menyumbang saja.
"Tadi ada yang saya bilang nggak-nggak usah nanti. Terserah saja (Pak Ahok) mau menyumbang berapa, nanti di belakang, tunggu tanggal mainnya," kata Megawati.
Pejabat yang ikut lelang, antara lain mantan Wakil Presiden Boediono (tidak menyebutkan nominal), Wakapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan bersama sepuluh orang Rp100 juta, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo Rp100 juta, Menko Kemaritiman Rizal Ramli Rp100 juta, dan Menko PMK yang tak lain putri Megawati: Puan Maharani Rp100 juta, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Puspayoga Rp100 juta.
Sejumlah politisi PDI Perjuangan, seperti Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, perwakilan Ketua DPD DKI se-Indonesia, Fraksi PDI Perjuangan DPR dan DPRD DKI, serta Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat ikut menyumbang.
Mega mengatakan lelang ini menjadi bukti kegotongroyong yang biasa ditunjukan politisi partai berlambang banteng.
Nantinya, dana yang terkumpul akan dipakai untuk biaya pembuatan buku catatan sejarah Megawati jilid kedua.
"Kata mereka (wartawan penulis) mau bikin lanjutannya," kata Megawati.
"Perolehan hasil lelang ini bukan honor penulis. Hasil lelang kita gunakan sepenuhnya untuk pencetakan rekonstruksi sejarah di Indonesia," kata salah seorang penulis buku.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO