Meninggalnya tiga pasien Rumah Sakit Mitra Husada, Kabupaten Pringsewu, Lampung usai menjalani tindakan operasi, mendapat tanggapan keras dari anggota Komisi IX DPR RI, Amelia Anggraini.
Menurut Amelia, jika informasinya benar bahwa sebelum menjalani operasi, ketiga pasien diberikan obat bius Bupivacaine Spinal, diproduksi Bernofarm, masing-masing pada tulang punggungnya, maka, ini pukulan telak bagi rumah sakit.
"Saya meminta Kementerian Kesehatan dengan dibantu pihak terkait, segera lakukan investigasi untuk mengungkap kasus tersebut," tegas Amelia di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Amelia mengatakan, kejadian tersebut bukan yang pertama kali terjadi, akan tetapi sudah banyak rentetan kejadian di masa lalu dengan kasus yang hampir sama, namun tidak tuntas penyelesaiannya. Amelia mencontohkan kasus serupa di RS Siloam Karawaci. Menurutnya, hasil investigasi kepolisian atas kasus di RS Siloam tidak diungkap ke publik. Padahal, lanjut Amelia, publik perlu mengetahuinya. Apakah itu kelalaian RS, atau kesalahan produksi perusahaan farmasinya?
“Saat itu tim yang melakukan investigasi dari Kepolisian, BPOM, Dewan Pengawas Rumah Sakit, Ikatan Asosiasi Dokter, dan Kemenkes. Hasil investigasi pun publik tidak tahu hasilnya. Ini kan menimbulkan pertanyaan besar bagi publik!," cetus politisi Nasdem itu.
Amelia juga menegaskan, apabila kasus-kasus seperti ini tidak diungkap ke publik, maka suatu saat akan terjadi lagi kejadian yang sama. Jadi, kata dia, kasus ini harus diusut tuntas, supaya ketahuan, apakah malpraktek, atau kelalaian para medis, atau kesalahan produksi perusahaan farmasi? Atau dari SOP sebelum melakukan operasi? Itu kan hasil investigasinya harus diketahui beberapa pihak, termasuk DPR.
Mengenai tiga pasien meninggal di RS Mitra Husada, Amelia merasa ada sesuatu yang ganjil dengan kejadian ini. Pasalnya, tiga pasien meninggal hampir secara bersamaan pasca diberikan obat yang sama. Baginya, seharusnya dokter yang menangani melakukan evaluasi pada obat tersebut pasca meninggalnya pasien pertama.
"Harusnya dokter pakai nalar dong, pasien hanya operasi tumor di kaki, kok bisa meninggal? diperiksa dong, kenapa meninggal, kan kalo dimasukin cairan itu ada gejalanya, gatel dulu kek, kejang kek, pasti ada gejala awal. Ironisnya lagi, pasca meninggalnya pasien pertama, harusnya ada evaluasi, bukan cuma pada tindakan, obat yang diberikan juga dievaluasi," cetusnya.
Menurutnya, sebelum tindakan operasi, pasti ada pengecekan dulu, seperti, tensi darah, kondisi fisiknya, detak jantung, kanharus diperiksa semua. Kalau bagus baru dioperasi. Artinya, orang ini sebelum dioperasi mestinya dalam keadaan sehat, terus dioperasi kok malah meninggal? Apa yang dimasukin sama si dokter ini? Sudah tiga pasien yang meninggal.
"Sudah ada satu pasien yang meninggal, tetap melakukan operasi, bukannya diperiksa dulu? Ini kan kecerobohan yang luar biasa," tegasnya.
Dalam konteks menjalankan fungsi pengawasan, Amelia mendorong pihak Kepolisian Daerah Lampung untuk mengungkap hasil penyidikan di buka ke publik.
“Publik harus tahu, agar memberikan rasa jera kepada para pelaku kesehatan sehinga berhati-hati dalam melakukan tindakan medis,” tukasnya.
Adapun ketiga pasien yang dimaksud adalah Suripto (67) menjalani operasi tumor pada betis kiri pukul 16.30 WIB, dan meninggal dunia pukul 23.20 WIB, Devi Franita (30) proses melahirkan/caesar tindakan operasi pukul 22.00 WIB, kemudian meninggal dunia Selasa (5/4) sekitar pukul 02.00 WIB, dan Reyhan Mahardika (16) operasi Varicocel Bilateral, pelaksanaan operasi pukul 15.30 WIB dan meninggal dunia pukul 03.35 WIB.
Berita Terkait
-
Mengenang Antasari Azhar: Dari Jaksa Tegas hingga Ketua KPK di Era SBY yang Kontroversial
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Pimpinan KPK Melayat
-
Kabar Duka, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Tuntutan Kenaikan Upah?
-
Siswa 13 Tahun Tewas di Sekolah Internasional Gading Serpong, Diduga Jatuh dari Lantai 8
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik