Suara.com - Presiden Joko Widodo dan Kanselir Jerman Angela Merkel membicarakan kerja sama ekonomi, bantuan pusat pendidikan kejuruan atau vokasional hingga membahas terorisme.
"Selain ekonomi juga kerja sama bidang pendidikan kejuruan, sehingga tadi (Jokowi dan rombongan) berkunjung ke Siemens," kata Merkel saat konfernesi pers bersama usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Kantor Kanselir, Berlin, Jerman, Senin (18/4/2016).
Merkel mengatakan, Jerman-Indonesia ada kerja sama ekonomi tentang komponen maritim, bidang kesehatan dan juga dalam bidang pengangkutan.
"Masih ada peluang industri, kami ingin tingkatkan inisitaif bidang itu," kata Merkel.
Dia mengatakan, Indonesia juga berminat memperkuat perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa dan Jerman mendukung supaya negosiasi dapat dimulai dalam waktu dekat.
Kanselir Jerman ini juga mengungkapkan pertemuannya dengan Jokowi juga masalah ASEAN, Papua, Aceh dan Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia bisa menjaga toleransi beragama.
"Indonesia negara muslim terbesar, menjaga sistem tidak terjadi konflik juga bisa mengatasi tantangan terhadap terorisme dengan dukungan sosial budaya," kata Merkel," ujar Merkel.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan, Jerman merupakan mitra dagang nomor satu dan untuk investaSI terbesar ketujuh.
"Indonesia ingin agar pendidikan vokasi bisa diberi bantuan dari Jerman, terutama untuk bidang berkaitan dengan industri, baik kelistrikan, tekstil, Martim dan lain-lain," ungkap Jokowi.
Sebagai negara muslim terbesar, Jokowi mengungkapkan pertemuan dengan Merkel juga bertukar pikiran penanganan terorisme dengan menggunakan pendekatan "hard power" maupun "soft power.
"Kalau kombinasi itu saya percaya penenganan (terorisme) lebih baik dan komprehensif," kata Jokowi.
Ketika ditanya terkait radikalisme di Indonesia, Presiden mengatakan, sebagai negara dengan penduduk sebesar 85% muslim, dimana 95% merupakan Islam moderat dan toleran.
"Tetapi kalau ada jumlah kecil yang radikal terorisme, tetap dilakukan pendekatan agar tidak merugikan negara dan rakyat. Sehingga pendekatan Indonesia dengan dua hal (hard dan soft). Itu yang kami lakukan," tutup Jokowi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara