Suara.com - Produktivitas panen padi dari Gabungan Kelompok Tani Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim tanam pertama 2016 mengalami penurunan dibanding produktivitas padi musim tanam sebelumnya.
"Untuk padi saat ini produktivitasnya turun karena musim tidak menentu yang memicu karena banyak serangan hama, turunnya mencapai satu ton gabah kering panen per hektarenya," kata Ketua gabungan kelompok tani (gapoktan) Gemah Ripah Desa Trirenggo Bantul, Munawar di Bantul, Minggu (24/4/2016).
Produktivitas padi pada musim tanam awal 2016 rata-rata sebanyak 7,2 ton gabah kering panen per hektare. Sementara pada musim tanam sebelumnya bisa mencapai 8,2 ton gabah per hektare, kondisi ini dialami hampir seluruh petani anggota kelompoknya.
"Musim hujan yang mundur kemarin juga berpengaruh (penurunan produktivitas), seharusnya September sudah turun, namun hujan kemarin di Desember. Total lahan pertanian di kami ada seluas 250 hektare," katanya.
Sebagai petani yang selama ini berpedoman pada 'pranoto mongso' dalam kegiatan pertanian, adanya perubahan musim dan cuaca yang tidak menentu pada musim tanam ini memang tidak diduga sebelumnya, sehingga petani kesulitan mengantisipasinya.
Meski demikian, kata dia, para petani di Gapoktan ini akan memaksimalkan budi daya pertanian padi untuk menggenjot produksi panen pada musim tanam selanjutnya, dengan menanam varietas padi lebih unggul dan produktivitas lebih tinggi dari sebelumnya.
"Musim tanam Juni-Juli nanti kami akan mengubah pola tanam dengan varietas yang berbeda, kami galakkan varietas pepe yang anti hama dan hujan. Kalau kemarin-kemarin kan jenisnya situbagendit, memang sudah bagus, tapi ini lebih unggul," kata Munawar.
Ia mengatakan, padi varietas pepe sudah diujicobakan di lahan demplot (demonstrasi plot) sekitar sawah mereka dan hasilnya bisa mencapai 10 ton gabah kering panen per hektare, sehingga akan dikembangkan lagi pada lahan mereka yang lebih luas.
"Demplot varietas pepe sudah, dan hasilnya bagus, nanti kami akan menerapkan denga pola tanam jajar legowo untuk hasil maksimal. Ini sudah kami sosialisasikan termasuk penggunaan pupuk dengan takaran yang sesuai," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
Terkini
-
Kena Getahnya, Megawati Masih Jadi Saksi Usai Asetnya Disita Kejagung di Kasus TPPU Bos Sritex
-
Pamulang Diguncang Ledakan, Puslabfor Polri Turun Tangan, 7 Korban Dilarikan ke Rumah Sakit!
-
CEK FAKTA: Anies Baswedan Siap Gantikan Prabowo Jadi Presiden, Heboh di Medsos!
-
Pramono Anung Bicara Kasus Campak di Jakarta, Ada Peningkatan?
-
Kejagung Umumkan Pengambilalihan Lahan Sawit Ilegal, Luasannya Lebih Besar dari Pulau Bali
-
LPDP Panen Kritik: Persyaratan Berbelit, Data Penerima Tidak Transparan?
-
KPK Dalami Pesan WhatsApp Soal Persekongkolan Tersangka Kasus JTTS
-
Desak Rombak UU Pemilu, Yusril Sebut Kualitas DPR Merosot Akibat Sistem Pemilu yang Transaksional
-
Periksa Kapusdatin BP Haji, KPK Cecar Soal Jemaah Haji Khusus yang Bisa Langsung Berangkat
-
Indonesia Target 100 GW Energi Surya: Apa Artinya bagi Ekonomi dan Keadilan Iklim?