Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan menanggapi masih banyak nasib guru dengan status tidak tetap dan masih digaji dengan sukarela serta banyak yang belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Menurutnya, untuk para pengajar itu dilakukan secara tanggung jawab.
"Pertama, rekruitmen (pengajar) itu harus dilakukan secara bertanggungjawab. Jika institusi atau pribadi melakukan kontrak kontrak honorer," kata Anies dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Jalan Sudirman, Senin (2/5/2016).
Anies Menambahkan, baginya itu perlu diperhitungkan apakah guru yang akan diangkat layak atau tidak. "Perhitungkan itu bisa jadi pegawai tetap atau tidak," ujar Anies.
Dia menambahkan, di daerah masih banyak guru yang statusnya masih menjadi honorer setelah puluhan tahun menjadi guru dan belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.
"Itu sebabnya, kepada tiap daerah diminta bertanggung jawab. Jumlah honorer kita tahun 2000 itu ada 84 ribu dan 2015 sampai 820 ribu guru honorer. Meningkat sebanyak 860 persen," jelas Anies.
"Sementara, jumlah siswanya meningkat hanya 17 persen dan guru PNS 23 persen. Rasio guru dan siswa Sekolah Dasar hari ini dalam kasus PNS saja, satu guru untuk 21 siswa, honorer satu guru untuk 14 siswa," ditambahkannya.
Dengan kondisi tersebut, Anies mencontohkan, di negara-negara Asia lain. "Di Korea satu guru untuk 30 siswa, di Jepang satu guru untuk 26 siswa, Intinya kita kebanyakan guru," tegasnya.
Pengrekrutan para guru honorer terus dilakukan tapi masih banyak ketidak pastian pengangkatan menjadi PNS.
"Kita seringkali hanya melihat potret kecilnya. Potret besarnya, ada proses kontrak kerja guru yang tidak diperhitungkan dengan matang," ungkap Anies.
"Kalau satu sekolah mengangkat dua guru honorer engga masalah, kalau 200 ribu sekolah angkat dua guru jadi masalah untuk pemerintah," tambahnya.
Anies menjelaskan, bila itu terjadi maka akan banyak anggaran keluar bila pengerekrutan guru untuk dijadikan PNS.
"Karena berarti harus angkat ratusan honorer jadi PNS dan anggaran gemuk, Karena itu tiap-tiap daerah harus tanggung jawab dan sekolah harus tangung jawab," pungkas Anies.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka