Suara.com - Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta masih menunggu hasil autopsi organ dalam tubuh Feby Kurnia, mahasiswi jurusan Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang dibunuh pekerja kontrak bagian kebersihan kampus dengan Eko Agus Nugroho (26).
"Hasil autopsi yang menenetukan penyebab kematiannya. Kemarin baru autopsi luar yang keluar, sementara hasil autopsi bagian dalam belum," kata Wakil Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Kombes Abdul Hasyim Ghani saat konferensi pers di Mapolda DIY, Rabu (4/5/2016).
Menurut Ghani autopsi luar belum cukup menjadi bahan untuk menentukan penyebab kematian Feby. Melalui hasil autopsi dalam diharapkan dapat diketahui kondisi dalam tubuh korban seperti kemungkinan gegar otak atau kemungkinan lainnya sehingga mampu menunjukkan penyebab sebenarnya kematian mahasiswi asal Batam itu.
"Kalau autopsi luar kan cuma memeriksa rambut, kulitnya, serta bagian luar tubuh lainnya. Nanti akan kami sampaikan penyebab kematiannya setelah semua hasil autopsi keluar semua," ujarnya.
Kendati hasil autopsi bagian dalam tubuh korban belum ada, menurut Kepala Kepolisian Resor Sleman AKBP Yulianto sesuai pengakuan tersangka berinisal Agus bahwa ia telah mencekik korban hingga meninggal dunia.
Agus yang diketahui merupakan pekerja kontrak bagian kebersihan kampus UGM, dan ia ditangkap polisi di depan rumahnya di Dusun Jati, Wonokromo, Pleret, Bantul, Selasa pukul 16.45 WIB kemarin.
Sebelumnya Tim dokter forensik RSUP Dr. Sardjito menyatakan selama proses autopsi yang telah dimulai Selasa (3/5) pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Feby.
"Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh yang bersangkutan," kata ketua Tim dokter forensik Ida Bagus Gede Surya Putra Pidada di RSUP dr Sardjito.
Namun demikian, menurut Surya, proses autopsi tersebut memang masih membutuhkan sejumlah pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang, kata dia, mencakup pemeriksaan patologi untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit serta toksikologi untuk mengetahui ada atau tidaknya racun di dalam tubuh korban.
"Hasilnya (pemeriksaan penunjang) kemungkinan baru dapat diketahui satu hingga dua minggu lagi," kata dia. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka