Ilustrasi KPK [suara.com/Nikolaus Tolen]
Wakil Ketua Komite Etik Partai Golkar Laurens Siburian mengatakan KPK tetap siap membantu mengawasi proses Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar yang akan berlangsung di Bali pertengahan Mei 2016 agar berlangsung bersih.
"KPK akan bantu kita sepenuhnya mana kala kita datang ke KPK untuk meminta tolong, baik itu untuk komunikasi atau pun untuk monitoring," kata Laurens usai berkonsultasi dengan Komisioner KPK mengenai aturan iuran Rp1 miliar untuk para kandidat ketua umum Partai Golkar di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (4/5/2016).
Menurut Laurens sebenarnya KPK tidak punya hak untuk terlibat dalam proses munaslub Partai Golkar.
"Tapi karena calonnya adalah penyelenggara negara, dan pemberi suaranya adalah anggota DPR pusat, daerah dan bupati yang adalah penyelenggara negara juga, maka KPK minta agar harus berhati-hati, makanya dilarang (iuran Rp1 miliar)," katanya.
Menurut Laurens sebenarnya semangat untuk mengumpulkan uang Rp1 miliar dari setiap calon ketua umum Golkar untuk menghapus money politics. Tetapi karena ada anjuran dari KPK untuk membatalkan aturan setoran Rp1 miliar, partai siap melaksanakannya.
"Calon tidak boleh memberi uang dan penerima tidak boleh minta kepada calon. Makanya calon menyerahkan sumbangan kepada penyelenggara untuk segala aktivitas, baik transport, penginapan, dan lain-lain, uang saku sudah tidak ada," kata Laurens.
"KPK akan bantu kita sepenuhnya mana kala kita datang ke KPK untuk meminta tolong, baik itu untuk komunikasi atau pun untuk monitoring," kata Laurens usai berkonsultasi dengan Komisioner KPK mengenai aturan iuran Rp1 miliar untuk para kandidat ketua umum Partai Golkar di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (4/5/2016).
Menurut Laurens sebenarnya KPK tidak punya hak untuk terlibat dalam proses munaslub Partai Golkar.
"Tapi karena calonnya adalah penyelenggara negara, dan pemberi suaranya adalah anggota DPR pusat, daerah dan bupati yang adalah penyelenggara negara juga, maka KPK minta agar harus berhati-hati, makanya dilarang (iuran Rp1 miliar)," katanya.
Menurut Laurens sebenarnya semangat untuk mengumpulkan uang Rp1 miliar dari setiap calon ketua umum Golkar untuk menghapus money politics. Tetapi karena ada anjuran dari KPK untuk membatalkan aturan setoran Rp1 miliar, partai siap melaksanakannya.
"Calon tidak boleh memberi uang dan penerima tidak boleh minta kepada calon. Makanya calon menyerahkan sumbangan kepada penyelenggara untuk segala aktivitas, baik transport, penginapan, dan lain-lain, uang saku sudah tidak ada," kata Laurens.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial