Suara.com - Warga Umbulharjo, Yogyakarta mengaku tidak menyuruh organisasi profesi, Aliansi Jurnalis Indepeden (AJI) Yogyakata pindah kantor. Ini menyusul buntut kericuhan saat peringatan hari kebebasan pers internasional di kantor AJi Yogyakarta, Senin (3/4/2015).
Ketua AJI Yogyakarta, Anang Zakaria mengatakan sudah bertemu dengan warga sekitar AJI Yogyakarta mengontrak rumah di Jalan Pakel Baru UH 6/1124 Umbulharjo. Mereka mendatangi ketua RT, tokoh masyarakat dan warga sekitar.
"Keinginan untuk menyuruh AJI pindah bukan dari warga sekitar," jelas Anang saat berbincang dengan suara.com, Minggu (8/5/2016).
Anang mengakui jika kericuhan saat gelaran acara peringatan hari kebebasan pers internasional di kantor AJi Yogyakarta membuat warga resah. Warga resah karena kedatangan ormas radikal menentang AJI Yogyakarta memutar film 'Pulau Buru Tanah Air Beta' karya Rahung Nasution.
"Sebenarnya peristiwa itu tidak akan terjadi jika massa tidak datang. Warga memang resah, tapi karena kedatangan massa itu," jelas dia.
Sampai saat ini AJI Yogyakarta masih berkantor di tempat yang sama. Mereka sudah 3 tahun berkantor di sana. Sementara awal 2016 lalu, kontrak rumah itu diperpanjang sampai Januari 2017.
Sebelumnya acara peringatakan hari kebebasan pers internasional itu sedianya diisi dengan pentas musik dan pemutaran film 'Pulau Buru Tanah Air Beta karya' Rahung Nasution. Pagi hari sebelum acara, AJI Yogyakarta telah mengirim surat undangan ke Kepala Kepolisian Daerah Yogyakarta Brigadir Jenderal Prasta Wahyu Hidayat dan Kepala Resor Kota Yogyakarta untuk menghadiri acara tersebut.
Sorenya sejumlah polisi mendatangi Sekretariat AJI Yogyakarta dan mereka menanyakan izin acara. Polisi menyatakan ada sejumlah kelompok yang tidak setuju dengan pemutaran film tersebut.
Singkat cerita, acara tersebut malam itu dibubarkan oleh Kepala Bagian Operasional Polresta Yogyakarta Komisaris Sigit Haryadi atas perintah Kapolda DIY. Puluhan massa yang berseragam FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra-putri TNI Polri) juga mengintimidasi panitia dan mendesak pembubaran acara. Panitia dipaksa membatalkan pemutaran film walau seratusan jurnalis dan aktivis telah siap untuk menonton. Acara diakhiri dengan menyanyikan Indonesia Raya dan Darah Juang.
Berita Terkait
-
Indonesia Terima 'Tongkat Estafet' Tuan Rumah WPFD 2017
-
Kontras Beberkan Perilaku Polisi di World Press Freedom Day Yogya
-
AJI Jakarta Kecam Keras Pembubaran World Press Freedom di Yogya
-
Kronologis Pembubaran Malam World Press Freedom Day di Yogyakarta
-
AJI Jakarta Protes Keras ke Panitia Pameran Industri Tembakau
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?