Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai ada operasi khusus di balik aksi sweeping lambang 'palu arit' yang marak belakangan ini. Operasi itu sengaja diciptakan sebagai 'settingan'.
Koordinantor KontraS, Haris Azhar menganalisa isu kebencian terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) muncul karena momentum hari kelahiran partai itu 23 Mei mendatang. Di sisi lain, masyarakat sebenarnya tidak tahu soal HUT tersebut.
"Kok tiba-tiba booming? Ternyata saya juga baru tahu kalau ada Ultah PKI 23 Mei nanti. Sementara sebenarnya masyarakat tidak tahu dengan itu. Jadi ini operasi untuk menciptakan musuh agar kembali menimbulkan kebencian," kata Haris saat berbincang dengan suara.com, Selasa (10/5/2016).
Belakangan terjadi aksi sweeping terhadap orang-orang yang mengenakan dan memiliki logo palu arit mirip dengan lambang PKI. Terakhir ada penangkapan seorang pedagang di kawasaan Mall Blok M Jakarta. Pegadang itu menjual kaos berlambang palu arit. Namun akhirnya dibebaskan.
Menurut Harus, langkah penangkapan tersebut tidak jelas motifnya. Menurutnya itu bagian dari mengganggu kebebasan berekspresi.
"Kalau memang pakai lambang untuk mengganggu dan berbuat onar, bisa ditangkap. Tapi itu motifnya kreatifitas dan berekspresi. Jadi tidak jelas," kata Haris.
Selain itu stigma buruk terhadap lambang PKI bagian dari diskriminasi. Sebab banyak masyarakat menggunakan lambang-lambang yang terlarang, dan polisi diam saja.
"Banyak lambang Nazi, tapi polisi nggak melarang. Jadi ada konteks ketidakadilan dan standar ganda. Di sisi lain stigma PKI pernah melakukan pemberontakan tidak pernah teruji," jelasnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Soal Udang Kena Radiasi Disebut Masih Layak Dimakan, DPR 'Sentil' Zulhas: Siapa yang Bodoh?
-
Perkosa Wanita di Ruang Tamu, Ketua Pemuda di Aceh Ditahan dan Terancam Hukuman Cambuk!
-
Akui Agus Suparmanto Ketum, DPW PPP Jabar Tolak Mentah-mentah SK Mardiono: Tak Sesuai Muktamar
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae untuk Nadiem, Kejagung: Kami Berpegang Pada Alat Bukti Sah
-
Ada HUT ke-80 TNI dan Dihadiri Prabowo, Tugu Monas Ditutup Sementara untuk Wisatawan Besok
-
Pemprov Sumut Kolaborasi Menuju Zero ODOL 2027
-
Mardiono Yakin SK Kepengurusan PPP di Bawah Pimpinannya Tak Akan Digugat, Kubu Agus: Bisa kalau...
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!