News / Internasional
Jum'at, 13 Mei 2016 | 13:28 WIB
Kandidat Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump. (Reuters)

Suara.com - Dinas Rahasia Amerika Serikat membenarkan informasi yang menyebutkan bahwa mereka sedang menyelidiki seruan pembunuhan terhadap Presiden AS, Barack Obama, yang dilontarkan oleh seorang mantan pelayan rumah Donald Trump.

"Dinas Rahasia AS mengetahui hal ini dan akan melakukan penyelidikan yang diperlukan," kata juru bicara Dinas Rahasia AS, Robert Hoback, dalam pernyataannya.

Anthony Senecal, yang bekerja sebagai pelayan Trump selama 17 tahun hingga berhenti tahun 2009 tersebut, membuat postingan Facebook yang menyebut bahwa Obama seharusnya ditembak oleh militer sebagai seorang "agen musuh".

"Kepada semua teman saya di FB, sedikit catatan bagi kalian semua tentang "presiden" berkepala nanah kita !!!! Karakter yang saya sebut sebagai nol (0) besar seharusnya ditangkap oleh militer kita dan ditembak sebagai agen musuh di periode pertamanya !!!!," kata Senecal di postingan Facebooknya seperti dikutip oleh majalah Mother Jones.

"Jika tidak, ia akan tetap menjabat dan melakukan apa saja yang ia bisa untuk memusnahkan Amerika yang kita kenal dan kita cintai !!!!" sambungnya.

Mother Jones menyebut, Senecal, (84), yang kini bekerja sebagai sejarawan di Mar-a-Lago estate milik Trump di Florida, telah membuat sejumlah postingan yang menyerukan kematian Obama. Kepada majalah tersebut, Senecal mengakui bahwa dirinya yang menulis postingan itu.

Bulan April lalu, ia menyerukan agar Obama digantung.

"Sepertinya si brengsek nol besar itu mencoba bermanuver dengan Kongres lagi, jika kebenaran terungkap, orang ini harus digantung atas pengkhianatan," tulisnya.

Seperti yang pernah disampaikan Trump, Senecal juga menilai Obama bukanlah warga negara Amerika Serikat dan tidak layak menjabat sebagai presiden.

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times bulan Maret lalu, Senecal mengaku sudah bekerja sebagai pelayan rumah Trump selama 30 tahun. Ia mulai bekerja sebagai sejarawan tak resmi di perusahaan real estate Trump sejak tahun 2009 setelah sempat meminta berhenti, namun ditolak oleh Trump. (Independent)

Load More