Suara.com - Tak hanya akan mencopot sejumlah lurah dan camat dari jajarannya. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga berencana merombak jajaran struktur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) lantaran diduga telah membuat laporan palsu terkait penertiban lokasi di Jakarta agar dianggap serius bekerja.
Dikatakan Ahok, untuk melakukan perombakan tersebut, pihaknya masih melakukan sejumlah tes agar bisa mengganti oknum Satpol PP yang kerap melakukan kecurangan.
"Ya kita lagi suruh kepala, baru beresin wilayahnya nanti, kan cadangan masih tes," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Ahok mengklaim masih mengantongi banyak nama-nama yang dipastikan akan segera menduduki posisi strategis di jajaran Satpol PP.
"Saya kalau mau geser orang kan mesti ada stok, nah stok nya masih test nih seribu lebih," kata dia.
Sebelumnya, Ahok berencana melakukan perombakan pejabat di lingkungan DKI. Target Ahok untuk merombak jajaran bawahannya itu diantaranya yakni pejabat setingjat Kepala Suku Dinas, Camat dan Lurah. Nantinya rencana perombakkan tersebut akan dilakukan setelah diumumkannya hasil tes para pegawai negeri sipil (PNS) terkait penaikkan jabatan pada Juni 2016 mendatang.
"Mungkin Juni akan cuci gudang semua. Oknum lurah ada, camat ada, Kasi ada, Kasudin juga ada," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/5/2016).
Alasan Ahok mengganti sejumlah pejabat DKI bukan tanpa sebab. Perombakan dilakukan terutama terhadap para pejabat yang diduga melakukan praktik korupsi.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mencontohkan adanya adanya PNS yang sebagai pengawas memintai uang setoran kepada petugas harian lepas (PHL) sebesar Rp1 juta.
Menurutnya uang setoran tersebut yang berasal dari PHL diduga diterima sejumlah PNS yang berada di Dinas Kebersihan dan Dinas Pertamanan dan Pemakaman.
Selain itu, Ahok juga menyoroti adanya dugaan pejabat di DKI memperkerjakan orang lain untuk diangkat sebagai pengawas PHL. Kata Ahok, pihak yang ditugaskan sebagai pengawas PHL diambil dari anggota LSM.
"Kalau kayak gitu buat apa ada PNS begitu banyak. Kami menarik PHL atau PPSU kan karena PNS tidak mungkin bersih-bersih got. Tapi bukan berarti PNS tidak mau lakukan pengawasan," kata Ahok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Kisah Pramono Anung Panggil Damkar Jakarta Demi Evakuasi 'Keluarga' Kucing di Atap Rumah
-
Rakyat Jakarta Nombok! Said Iqbal Desak Pramono Anung Naikkan UMP 2026 Jadi Rp5,89 Juta
-
30 Tahun Menanti, Jalan Rusak di Karet Tengsin Akhirnya Mulus dalam Sebulan
-
Sebut Penanganan Banjir Sumatera Terburuk, Ray Rangkuti: Klaim Pemerintah Mudah Dipatahkan Medsos
-
Seskab Teddy Respons Pihak yang Bandingkan Penanganan Bencana: Tiap Bencana Punya Tantangan Sendiri
-
Saat Orasi Membakar Semangat, PKL Raup Cuan di Tengah Demo Buruh Tolak Kenaikan UMP 2026
-
Pemerintah Kaji Program Work from Mal, APBI Sebut Sejalan dengan Tren Kerja Fleksibel
-
KSAD Bongkar Ada Upaya Sabotase, Lepas Baut Jembatan Bailey di Wilayah Bencana
-
Lebih Rendah dari Bekasi dan Karawang, Buruh Desak Pramono Anung Revisi UMP Jakarta
-
Panglima TNI Respons Pengibaran Bendera GAM: Jangan Ganggu Pemulihan Bencana