Suara.com - Komisi V DPR yang membidangi perhubungan dan transportasi meminta pemerintah untuk mengevaluasi maskapai-maskapai yang bermasalah.
Hal ini menyusulnya, insiden terjadinya salah menurunkan penumpang asing oleh dua maskapai, yakni Lion Air dan Air Asia di Bandara Ngurah Rai, Denpasar dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
"Saya fikir pemerintah harus mengevaluasi, pemerintah harus melihat ada maskapai yang berulang-ulang melakukan kesalahan," ujar Anggota Komisi V dari Fraksi Nasdem Syarif Abdullah Alkadrie di Gedung Nusantara I, DPR, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Tidak hanya itu, pemerintah harus memberi sanksi yang tegas kepada maskapai-maskapai yang sering bermasalah. Adapun insiden lainnya seperti masalah delay, juga belum lama ini, yakni insiden pesawat Batik Air Boeing 737-800 NG yang bersenggolan dengan pesawat Transnusa ATR 42-600 PK-TNJ di landasan pacu Bandara Halim.
"Sekarang terjadi lagi insiden tersebut. Ini harus ada peringatan keras, supaya tidak ada hal yang serupa. Harus diperiksa juga motifnya apa," imbuhnya.
Lebih lanjut kata Syarif, kesalahan-kesalahan maskapai pesawat harus menjadi perhatian semua pihak, agar insiden tersebut tidak terjadi di maskapai lainnya.
Oleh karena itu pemerintah harus tegas dalam memberikan sanksi. Jika dua maskapai yakni Lion Air dan Air Asia masih melakukan kesalahan, pemerintah harus mencabut izinnya.
"Kesalahan ini harus jadi perhatian kita, jangan sampai membawa virus ke maskapai lainnya untuk melakukan hal serupa. Kalau tidak diberikan sanksi yang tegas, maskapai yang lain akan melakukan hal serupa dan ini bahaya," kata Syarif.
Dirinya menambahkan, Komisi V berencana akan melakukan rapat dengar pendapat dengan Kementerian Pehubungan dan perusahaan penerbangan yakni Lion Air dan Air Asia.
"Hari ini kita akan rapat internal, salah satu agendanya kita akan usulkan untuk mengundang Kemenhub dan perusahaan penerbangan untuk kita minta tanggapan soal insiden tersebut," ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
-
Pemerintah Diminta Tak Remehkan Insiden Salah Turunkan Penumpang
-
Ground Handling di Ngurah Rai Dibekukan, Layanan AirAsia Terjamin
-
DPR Dukung Sanksi Pembekuan Ground Handling Lion Air dan AirAsia
-
Ground Handling di Soetta Dibekukan, Lion Air: Jangan Risau
-
Meski Dijatuhi Sanksi, Lion Air Pastikan Tetap Beroperasi Normal
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?