Suara.com -
Seorang ibu di India mengikat anaknya yang masih balita di sebuah batu selama sembilan tiap harinya sementara ia dan suaminya bekerja menggali lubang kabel listrik demi mendapatkan upah masing-masing sebesar Rp 50.000.
Sarta Kalara, sang ibu, mengaku tak punya pilihan selain mengikat putrinya, Shivani, yang masih berusia 15 bulan tersebut, karena putra sulungnya yang berumur tiga setengah tahun masih terlalu muda untuk menjaga Shivani.
Setiap hari, Shivani yang bertelanjang kaki duduk di tanah dengan kaki terikat pada tali plastik sepanjang 1,4 meter bertuliskan "caution". Sang ibu terpaksa melakukan itu agar Shivani tidak melakukan hal-hal yang membahayakan selagi ia dan sang suami bekerja.
"Saya mengikatnya supaya ia tidak pergi ke jalanan. Putra sulung saya baru berumur tiga setengah tahun dan ia tidak bisa menjaganya. Tempat ini ramai lalu lintas, saya tidak punya pilihan. Saya melakukan ini demi keselamatannya," kata Sarta (23), yang berasal dari Ahmedabad itu.
Sarta bukan satu-satunya perempuan buruh konstruksi yang terpaksa membawa anaknya ke tempat kerja. Sarta, dan banyak keluarga lain pindah dari satu proyek konstruksi ke proyek lainnya untuk mencari nafkah.
Bila beruntung, mereka bisa tinggal di bawah tenda pekerja. Namun, tak jarang pula mereka melepas penat dengan beratapkan langit.
"Seharusnya ada fasilitas penitipan anak, baik yang disediakan pemerintah maupun perusahaan konstruksi. Seharusnya ada tempat yang lebih aman untuk anak-anak ini. Mereka benar-benar terpapar risiko mengalami cedera," kata kepala divisi perlindungan anak di Yayasan Save the Children India, Prabhat Jha.
Namun, kenyataannya jauh dari harapan. Perusahaan kerap mengabaikan keselamatan para pekerja, apalagi anak-anak mereka. Perusahaan lebih suka merekrut pekerja lewat lembaga outsourcing demi mendapat pekerja murah. Kadang, para pekerja berasal dari satu desa dan tidak memiliki keahlian khusus.
Kerapkali, anak-anak ini tetap mengikuti anak-anak mereka di lokasi konstruksi sampai mereka berusia tujuh atau delapan tahun. Setelah melewati usia tersebut, mereka akan diserahkan untuk dirawat kakek dan nenek mereka di desa.
"Mereka (para mandor) tidak peduli pada anak-anak kami, mereka hanya memikirkan pekerjaan mereka," kata Sarta. (Reuters)
Berita Terkait
-
Makan Bergizi Gratis Jadi Andalan Tekan Stunting di Tamansari Bogor
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Ahmad Dhani dan Mulan Jameela Ungkap Alasan Menyentuh Adopsi Bayi Perempuan
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka