Suara.com - Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab menghadiri acara simposium nasional bertema Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016). Dia menjadi salah satu pemateri dari aspek Ideologi.
"Saya hadir ke sini, menimbulkan pertanyaan. Kenapa FPI ikut simposium? Apa anti PKI? Ikut-ikutan atau pembela Pancasila. Selama ini banyak yang bilang anti Pancasila, teroris, ISIS. Ini kesempatan saya untuk menyampaikan yang sebenarnya. FPI punya sikap, bagaimana menyikapi Islam sebagai agama dan pancasila dasar negara," kaa Rizieq.
Rizieq mengatakan Islam merupakan akidah dan Pancasila merupakan ideologi. Akidah, kata Rizieq, merupakan sumber mutlak dari Allah SWT yang tidak bisa ditawar lagi. Sementara ideologi merupakan sumber insani yang datang dari pemikiran manusia.
"Islam menolak semua ideologi yang bertentangan dengan Islam. Nah, sekarang pertanyaannya, apa pancasila bertentangan dengan Islam? Kalau bertentangan wajib tolak. Kalau tidak, tidak," kata Rizieq.
Rizieq menambahkan dalam pembukaan Undang-Undang 1945, NKRI berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Pasal 29, setiap warga negara bebas melakukan ibadah sesuai kepercayaan masing. Jadi, Pancasila tidak bertentangan dengan Islam," kata dia.
Itu sebabnya, dia mengajak umat Islam turut serta merawat dan memelihara Pancasila.
"Pancasila jangan sampai diselewengkan penafsirannya. Saya tidak sepakat. Kalau ada yang bilang Pancasila pilar negara, tapi ini dasar negara. Indonesia adalah berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Ini negara tauhid, bukan atheisme," katanya.
"Segala bentuk perbuatan yang bertentangan dengan ketuhanan maha esa, tidak boleh ada di Indonesia," Rizieq menambahkan.
Simposium dihadiri 49 organisasi, di antaranya FKPPI, Pemuda Pancasila, HMI, Ansor, GPII, FPI, HMPI, Forum Umat Islam, PMII, dan Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Darat.
Simposium yang diketuai Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri dibuka oleh mantan Wakil Presiden Jenderal TNI Purnawirawan Try Soetrisno.
Kemarin, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Nasional Demokrat Teuku Taufiqulhadi menilai pengungkapan peristiwa 65 merupakan langkah kontraproduktif. Sebab, kata dia, akan banyak orang yang merasa dilukai kalau kasus tersebut kembali diangkat.
"Jika kasus 65 itu kembali di angkat kepermukaan, menurut saya itu adalah sikap yang kontraproduktif. Akan banyak orang yang merasa dilukai," kata Taufiq kepada Suara.com, Selasa (31/5/2016).
Pernyataan Taufiq terkait penyelenggaraan simposium nasional bertajuk Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan Partai Komunis Indonesia dan Ideologi yang akan diselenggarakan di Balai Sarbini, Jakarta, pada Rabu (1/6/2016) dan Kamis (2/6/2016).
Acara tersebut disebut-sebut sebagai simposium tandingan karena diselenggarakan setelah simposium nasional bertema Membedah Tragedi 1965 yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, pada Senin (18/4/2016) dan Selasa (19/4/2016). Ketua Panitia Pengarah Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 adalah Letjen (Purn) Agus Widjojo. Agus merupakan Gubernur Lemhanas. Simposium ini diprakarsai oleh Dewan Pertimbangan Presiden, Komnas HAM, Forum Solidaritas Anak Bangsa serta didukung Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
-
Jurus 'Sapu Jagat' Omnibus Law Disiapkan untuk Atur Jabatan Polisi di Kementerian
-
Dakwaan Jaksa: Dana Hibah Pariwisata Sleman Diduga Jadi 'Bensin' Politik Dinasti Sri Purnomo
-
LPSK Bahas Optimalisasi Restitusi Korban Tindak Pidana bersama Aparat Hukum
-
Komisi X DPR Respons Kabar 700 Ribu Anak Papua Tak Sekolah: Masalah Serius, Tapi Perlu Cross Check
-
Soroti Perpol Jabatan Sipil, Selamat Ginting: Unsur Kekuasaan Lebih Ditonjolkan dan Mengebiri Hukum
-
Gelar Perkara Khusus Rampung, Polisi Tegaskan Ijazah Jokowi Asli, Roy Suryo Cs Tetap Tersangka!
-
Gibran ke Korban Bencana Aceh: Tunggu ya, Kami Pasangkan Starlink
-
Soroti Bencana Sumatra, Rano Karno: Jakarta Kirim Bantuan Lewat Kapal TNI AL
-
Seleksi PPIH Untuk Haji 2026 Dibuka, Jumlah Pendaftar Pecahkan Rekor Tertinggi Tembus 11 Ribu