Suara.com - Anggota Komisi IX dari Fraksk Partai Nasional Demokrat Irma Suryani meminta Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri ikut berjuang keras membantu tenaga kerja Indonesia asal Ponorogo, Jawa Timur, Rita Krisdiyanti, yang sekarang divonis hukuman mati di Pengadilan Penang, Malaysia, dalam kasus narkoba.
"Yang pertama yang harus turun itu menteri dulu, kalau ditingkat kementerian bisa diselesaikan, kenapa harus Presiden? Tapi saya lihat kementerian nggak melakukan apa-apa dengan kasus ini," kata Irma di gedung Nusantara I, DPR, Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Menurut Irma seharusnya kementerian yang dipimpin Hanif berjuang keras untuk menyelamatkan Rita.
"Saya belum melihat ada tindakan yang konkrit dari Kementerian Tenaga Kerja maupun BNP2TKI menangani kasus ini. Pemerintah saya lihat tidak maksimal," kata Irma.
Irma mengatakan seharusnya Kementerian Tenaga Kerja dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri. Pasalnya, semua urusan yang menyangkut nasib warga negara di luar negeri menjadi tanggungjawab Kementerian Luar Negeri.
Selain mendorong Kementerian Tenaga Kerja, Rita juga mendesak Kementerian Luar Negeri untuk turut berjuang.
"Karena itu terkait hukum dan kebijakan negara setempat, sementara yang mewakili pemerintah di negara setempat, itu kementerian luar negeri, ya KBRI kita. Jadi memang, BNP2TKI dan depnaker harus koordinasi dengan kemenlu," tutur Irma.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan