Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan mengaku pertemuannya dengan para purnawirawan TNI dan forum umat Islam yang menyelenggarakan Simposium Nasional 'Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Partai Komunis Indonesia' berlangsung dengan suasana bersahabat. Pembicaraan berlangsung komunikatif tanpa ada ketegangan, termasuk saat Luhut berbincang dengan Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zen yang sebelumnya menyatakan akan mengajarkan Luhut tentang kebangkitan PKI gaya baru.
"Pertemuan tadi baik-baik saja, anda dengar tadi kami ketawa-ketawa. Tadinya kan banyak nggak pas, sekarang sudah pas (persepsi tentang PKI)," kata Luhut di kantornya kepada wartawan, Jumat (3/6/2016).
Mengenai rekomendasi yang disampaikan kelompok Simposium "Anti PKI" tersebut, Luhut tetap mengacu pada perundang-undangan yang ada. Menurut dia parameternya mengacu pada TAP MPRS 1966, UU No 27 Tahun 1999 dan TAP MPR Tahun 2003 tentang larangan partai komunis dan paham marxisme di Indonesia.
"Semua diserahkan sesuai garis pemerintahan dan ketentuan undang-undang," ujar dia.
Luhut menuturkan, pihaknya tengah mengumpulkan masukan dari berbagai pihak mengenai dugaan kasus pelanggaran HAM berat pada tragedi 1965 untuk dikaji sebelum disampaikan kepada Presiden. Baik itu rekomendasi dari Simposium Nasional Tragedi 1965 yang digagas Lemhanas, Simposium "Anti PKI" di Balai Kartini Jakarta maupun dari tim Kejaksaan Agung serta Komnas HAM.
"Saya harap bulan-bulan ini, kami lihat nanti. Kan masih mengumpulkan masukan dari tim Jaksa Agung, Komnas HAM, Lemhanas. Kami lihat, baca dan akan dirumuskan itu semua," tutur dia.
Dia menambahkan, semua masukan rekomendasi tersebut akan dikaji dan disinkronkan. Luhut menekankan bahwa Pemerintah akan terbuka atas semua masukan, khusus tragedi 1965 akan diungkap secara terang benderang.
"Iyalah (disinkronkan), masa terobos mentah-mentah kami kasih ke Presiden, nggak dong. Upaya penyelesaian (kasus 1965) masih ada, kami intinya akan terus terang. Sudah berkali-kali kami menyesalkan, begitulah peristiwa 1965," kata dia.
Berita Terkait
-
11 Tahun di Penjara, Korban Tragedi 1965: kalau Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Kami Tidak Rela!
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Penyintas Tragedi 1965 : Puluhan Tahun Dibungkam, Tak Berani Ungkap Identitas ke Publik
-
Ulasan Novel Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang, Kejadian Kelam di Tragedi 1965
-
Bakal Kunjungi Belanda dan Ceko Temui Eksil 65', Mahfud MD: Kami Tawari Pulang Banyak yang Tidak Mau
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
BGN Dorong SPPG Turun Langsung ke Sekolah Beri Edukasi Gizi Program MBG
-
Usai Tahan Heri Gunawan dan Satori, KPK Bakal Dalami Peran Anggota Komisi XI DPR di Kasus CSR BI-OJK
-
Ketua Komisi XI DPR Ungkap Alasan TKD Turun, ADKASI Tantang Daerah Buktikan Kinerja
-
Asuransi Kebakaran Kramat Jati Hanya Tanggung Bangunan, Pramono Buka Akses Modal Lewat Bank Jakarta
-
Kasus Kuota Haji, Gus Yaqut Jalani Pemeriksaan di KPK Hari Ini
-
Imigrasi Dalami Penyerangan 15 WNA China Bersenjata Tajam hingga Alat Setrum di Tambang Emas Kalbar
-
Pemprov DKI Jamin Relokasi Cepat untuk 121 Pedagang Kramat Jati
-
Roy Suryo Makin Yakin 99,9 Persen Ijazah Jokowi Palsu Usai Lihat Langsung: Pegang Saja Tidak Boleh!
-
Pakar UGM: Hunian Tetap Korban Bencana di Sumatra Harus Dibangun di Zona Aman
-
Bayar Mahal Setara Gaji Bulanan, Penggemar Lionel Messi Mengamuk di Stadion Salt Lake India