Suara.com - Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa mengaku sangat prihatin dengan semakin sempitnya wilayah yang bisa ditempati oleh warga Suku Anak Dalam di Indonesia. Padahal, menurut Khofifah, almarhum mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) pernah berpesan agar ada alokasi 165 ribu hektar tanah khusus untuk menjadi tempat tinggal mereka.
"Suku anak dalam, area mereka terbatas. Makanya dulu Gusdur meminta 165 ribu hektar jangan dikonversi menjadi apapaun," kata Khofifah usai acara buka puasa bersama di Gedung DPP Partai Nasdem Jalan RP Soeroso Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusatt, Selasa (7/6/2016) sore.
Namun, alih-alih dipertahankan, saat ini sebagian lahan yang sedianya untuk Suku Anak Dalam, sudah dibuat menjadi taman nasional. Sementara itu, sebagian lainnya malah sudah disulap menjadi hutan industri.
"Beliau (Gusdur) menyebut, misalnya ini ada daerah di Taman Nasional Bukit Duabelas, yang seharusnya tempat suku anak dalam. Tapi dari 165 hektar, sudah banyak yang terkonversi menjadi hutan tanaman industri. Banyak jadi kebun sawit, karet, hewan tidak bisa hidup disana. Sudah tidak bisa diakses lagi," kata Khofifah.
Untuk diketahui, sebelumnya sudah banyak warga dari Suku Anak Dalam yang meninggal karena kelparan, akibat sempitnya wilayah mereka mencari makanan. Pasalnya, tempat mereka hidup di kawasan Provinsi Jambi tersebut sudah banyak dikuasai oleh pengusaha.
Tercatat sebagian lahan itu ditetapkan menjadi Hutan Tanaman Industri bagi PT Wana Printis, PT Agro Nusa Alam Sejahtera, PT Jebus Maju, PT Tebo Multi Agro, PT Lestari Asri Jaya, PT Malaka Agro Perkara, dan PT Alam Lestari Makmur. Mereka pun tidak bisa sembarangan memasuki tanah itu karena bisa dianggap ilegal. Apalagi tempat mereka tinggal juga ditetapkan sebagai taman nasional, membuat gerak-gerik mereka makin sulit.
Berita Terkait
-
Prosesi Pemakaman Naufal Takdri Al Bari, Atlet Gimnastik yang Meninggal di Rusia
-
Viral! Kantor Wagub Jatim Dibakar dan Dijarah? Khofifah Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Grahadi Kembali Membara! Dialog dengan Khofifah Gagal, Press Room Ludes Dibakar Massa
-
Heboh Rencana Demo 3 September Jatim, Tuntut Khofifah Jawab Soal Korupsi dan Pungli
-
Apa Aturan Sound Horeg Terbaru? Cegah Pendengaran Rusak hingga Gangguan Ketertiban
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Keakraban Prabowo dan Trump Jadi Bahan Lelucon Jimmy Kimmel di TV Nasional
-
Blak-blakan di Sidang ASDP, Mantan Wakil Ketua KPK: Hapus Pasal 'Kerugian Negara'
-
Bikin Pedagang Pasar Tersiksa, APPSI Tolak Raperda KTR DKI Jakarta
-
60 Koperasi Merah Putih Terima Dana Rp6 Miliar, Menkop Ferry Ingatkan Soal Kejujuran
-
Dugaan Ijazah Palsu Arsul Sani, Jika Terbukti Wajib Mundur dari Hakim MK
-
Di Balik Sertifikat Akreditasi: Upaya Klinik dan LAFKESPRI Jaga Mutu Layanan Kesehatan Indonesia
-
Soroti Kesenjangan Energi, Akademisi: Target Listrik 5.700 Desa Harus Wujudkan Keadilan Akses!
-
Hadapi Nyinyiran, Prabowo Beberkan Bukti Keberhasilan MBG: 99,99% Sukses!
-
Dipuji Dunia, Disindir di Negeri Sendiri: Prabowo Bela Program Makan Bergizi Gratis dari Cibiran
-
Perpres Sudah Disiapkan, Pakar Ingatkan Peluang Besar dan Risiko PLTN di Indonesia