Suara.com - Manajemen Lion Air Group kembali menjadi sorotan konsumen. Kali ini kasusnya menimpa salah satu pesawat mereka, Wings Air.
Secara online, penumpang Wings Air bernama Taufiq menyampaikan protes atas layanan petugas maskapai. Taufiq merupakan penumpang rute Rote Ndao tujuan Kupang dengan nomor penerbangan IW 1936 pada Rabu (8/6/2016). Dia berharap protes ini didengar Kementerian Perhubungan agar melakukan audit investigasi terhadap Lion Air Grup tidak terbatas hanya manajemen ground handling, tetapi hingga manajemen keselamatan penumpang.
"Seperti biasa saya check in di counter Wings Air. Koper saya diminta untuk ditimbang, hasilnya 7,45 kilogram dan diminta masuk dalam bagasi. Awalnya saya menolak karena selama ini bisa masuk dalam bagasi kabin pesawat. Tapi akhirnya saya bersedia memasukkannya dalam bagasi karena beratnya lebih dari 7 kilogram," kata Taufiq.
Tidak lama kemudian, kata Taufiq, muncul panggilan boarding. Pada saat akan memasuki pesawat, dia melihat kopilot ada di bawah dan menginstruksikan kepada petugas ground handling agar para penumpang tidak sekaligus, tapi tiap lima orang.
"Saya juga mendengar bahwa jika tidak dilaksanakan pesawat bisa terguling (tipe pesawat ATR 72-500). selama saya naik pesawat ATR baru kali ini proses boarding dilakukan tiap lima orang, apalagi mendengar bahwa jika dilakukan dengan cara tersebut pesawat bisa terguling," katanya.
Taufiq menambahkan akhirnya semua penumpang duduk di kursi masing-masing. Sekitar 20 menit, pesawat tidak kunjung bergerak. Kemudian petugas ground handling mengumumkan (tanpa pengeras suara) bahwa pesawat kelebihan muatan dan meminta kerelaan tiga orang penumpang untuk tidak ikut terbang untuk mengurangi beban.
Setelah beberapa saat (kira-kira 5-10 menit) ada tiga orang penumpang yang rela untuk tidak terbang. Anehnya, kata Taufiq, pramugari mengatakan bahwa ketiga penumpang tersebut untuk kembali duduk dan pesawat segera take off.
"Selama proses take off sampai mendarat, banyak penumpang, termasuk saya merasa was-was karena sebelumnya diumumkan bahwa pesawat kelebihan beban dan tidak akan terbang jika tidak ada pengurangan beban (meminta tiga orang penumpang untuk tidak ikut terbang)," katanya.
Sekitar jam 17.10 WITA pesawat mendarat dengan selamat di Bandara El Tari Kupang, walaupun dengan hard landing. Setelah itu, kata Taufiq, seperti biasa para penumpang turun dari pesawat dan menunggu di ruang pengambilan bagasi.
"Keanehan kedua terjadi saat mobil yang biasanya digunakan untuk mengambil bagasi di pesawat untuk kemudian diantar ke belt conveyor tidak membawa satu pun tas, koper, dus untuk diletakkan di belt conveyor," kata dia.
Setelah sekitar 10 menit menunggu, Taufiq menanyakan ke petugas Lion mengenai bagasi.
"Saya terkejut ketika petugas tersebut mengatakan bahwa semua bagasi penumpang diturunkan di Bandara Rote Ndao untuk mengurangi beban sehingga pesawat bisa terbang ke Kupang. para penumpang diminta untuk menunjukkan boarding pass, label bagasi dan KTP untuk kemudian didata. Penumpang diminta untuk mengambil bagasi di Bandara El Tari pada tanggal 9 Juni 2016 jam 16.30 WITA," katanya.
Taufiq dan beberapa penumpang tentu saja tidak terima dengan kejadian itu.
"Karena, pertama, besok pagi kami ada penerbangan menuju kota lain. Kedua, sudah ada tiga penumpang yang tadi secara sukarela untuk tidak terbang. Ketiga, penurunan bagasi para penumpang tidak dikonfirmasi ke kami," katanya.
Taufiq menambahkan di antara tiga penumpang, ada satu orang yang tasnya berisi obat penyakit gula (injeksi) yang ikut tertinggal. Menurut penumpang tersebut, saat di Rote dia telah menjelaskan ke petugas check in bahwa tasnya berisi obat gula darah dia dan tidak perlu masuk bagasi, tapi petugas tetap memaksa agar tas masuk bagasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Ini 3 Poin yang Dihasilkan Dari Rapat Kordinasi DPR-Pemerintah Pascabencana di Aceh
-
ICW: Korupsi Pendidikan Tak Pernah Keluar dari Lima Besar, Banyak Celah Baru Bermunculan
-
Tito Karnavian: Anggaran Pemulihan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar Capai Rp 59 Triliun
-
JPPI Terima Aduan Sekolah di Banten Diduga Palak SPPG Rp1.000 per Siswa Tiap Hari
-
Awas Macet! Ini Daftar 33 Titik Penutupan Jalan dan Rute Alternatif Malam Tahun Baru 2026 di Jakarta
-
BNPT Temukan 21.199 Konten Radikal, Anak Jadi Sasaran Terorisme di Ruang Digital
-
Kementerian PU Terus Tangani Layanan Air Bersih bagi Masyarakat Aceh Tamiang Pascabencana
-
Kelakar Menkeu Purbaya Sentil BNPB di Rakor Aceh: Lu Pelit, Gua Kasih Duitnya!
-
Menkeu: Ada Rp1,51 Triliun Siap Pakai untuk Pemulihan Bencana, BNPB Segera Ajukan Sebelum Hangus!
-
KSAD Ungkap Perjuangan TNI Kerja 24 Jam di Aceh: Pakai Dana Swadaya, yang Penting Jalan Tersambung!